MATARAM, radarntb.com — Dunia pendidikan di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali mencetak prestasi gemilang di tingkat nasional. Keysha Aprilia Susani, siswi Kelas XI Kedinasan 1 dari MAN 2 Mataram, berhasil meraih gelar prestisius sebagai Puteri Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia 2025 sekaligus menembus Top 5 Puteri Pendidikan Remaja Indonesia 2025.
Prestasi gemilang ini diraih Keysha dalam ajang Pemilihan Putera Puteri Remaja Indonesia Tingkat Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Yayasan Putera Puteri Indonesia dan Ikatan Pemuda Prestasi Indonesia di Jakarta.
Keunggulan Keysha di kompetisi nasional ini tidak hanya terletak pada penampilan, melainkan juga pada advokasi yang kuat dan relevan. Keysha membawa isu sosial yang mendalam, yaitu anti-perundungan (anti-bullying), melalui gerakan yang ia namakan “Suara untuk yang Terdiam”.
“Advokasi saya berfokus pada isu bullying lewat gerakan ‘Suara untuk yang Terdiam’. Saya ingin anak-anak dan remaja memiliki keberanian untuk bersuara serta tumbuh dengan percaya diri tanpa rasa takut,” ujar Keysha.
Advokasi ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan suportif, khususnya bagi anak usia dini dan remaja, agar mereka berani menyuarakan pengalaman mereka dan berani melawan perundungan.
Prestasi siswi MAN 2 Mataram ini merupakan puncak dari serangkaian pencapaiannya dalam bidang pendidikan dan pageantry.
Sebelumnya, Keysha juga tercatat telah didapuk sebagai Duta Pendidikan NTB, sebuah gelar yang ia raih bersama dua rekannya dari MAN 2 Mataram setelah melalui proses seleksi yang ketat.
Perjalanan di tingkat nasional ini menuntut siswi MAN 2 Mataram ini untuk melewati berbagai tahapan seleksi yang menguji wawasan, bakat, hingga personal branding di hadapan dewan juri.
Pencapaiannya masuk dalam jajaran Top 5 di tingkat remaja sekaligus dinobatkan sebagai Puteri Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia 2025 merupakan bukti nyata bahwa siswa madrasah mampu bersaing dan berprestasi di level tertinggi.
Perjalanannya menuju panggung nasional bukanlah tanpa tantangan. Ia harus melewati serangkaian tahapan seleksi dan karantina, bersaing dengan duta-duta pendidikan terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia. Ajang ini, menurut Keysha, lebih dari sekadar kontes kecantikan.
Keysha berharap, gelarnya ini dapat menginspirasi lebih banyak remaja, khususnya di NTB, untuk tidak takut berjuang dan menyalurkan kepedulian mereka terhadap isu-isu sosial.
Keysha berharap, partisipasinya di tingkat nasional dapat menginspirasi lebih banyak siswa madrasah, khususnya di NTB, untuk berani meraih prestasi di berbagai bidang dan menjadi agen perubahan positif di lingkungan mereka.
“Prosesnya cukup melelahkan, namun juga sangat menyenangkan dan mendidik,” ujar Keysha.
