MATARAM, radarntb.com – Dalam upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat, Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Mataram Kemenkes RI gelar tiga pelatihan yang dibuka secara bersamaan pada Senin (25/11/2024), pelatihan yang digelar yaitu, Pelatihan Penanggulangan Tuberculosisi (TBC) bagi Petugas Kesehatan di Fasyankes angkatan 3. Pelatihan Surveilans Epidemiologi bagi petugas puskesmas angkatan 7 dan pelatihan antenatal care (ANC) angkatan 3.
Pelatihan Penanggulangan TBC bagi petugas kesehatan di fasiltas pelayanan kesehatan (Fasyankes) angkatan 3 akan diselenggarakan secara blanded mulai 25 sampai 28 November 2024 dan learning mulai 2 sampai 4 Desember 2024.
Pelatihan Surveilans epidemiologi bagi petugas puskesmas angkatan 7 juga akan dilaksanakan secara blanded learning, tanggal 25 sampai 29 online dan tanggal 1 sampai 4 Desember pelatihan secara learning atau tatap muka.
Begitu juga dengan pelatihan antenatal care (ANC) angkatan 3 tahun 2024 ini akan diselenggarkan secara online mulai 25 sampai 29 November dan klasikal atau tatap muka mulai 1 sampai 4 Desember 2024.
Pelatihan Surveilans epidemiologi bagi petugas puskesmas angkatan 7 dikuti 30 peserta, berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 8 orang, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 22 orang.
Pelatihan antenatal care (ANC) angkatan 3 diikuti oleh 20 orang peserta, bersal dari provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 15 orang, provinsi Bali 5 orang.
Pelatihan Penanggulangan TBC bagi Petugas Kesehatan di Fasyankes angkatan 3 diikuti 30 orang dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), masing-masing berasal dari kabupaten Lombok Timur 8 orang, Sumbawa 12 orang dan dari kabupaten Dompu 10 orang.
Pelatihan dibuka oleh Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan (Dirkat Mutu Nakes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Lupi Trilaksono yang diwakili oleh Kepala Bapelkes Mataram Kemenkes RI Ali Wardana.
Dalam sambutannya Ali Wardana mengungkapkan Tuberkulosis (TBC), Surveilans Epidemiologi dan Antenatal Care (ANC) merupakan tiga isu kesehatan yang krusial dan membutuhkan penanganan yang tepat.
Ali Wardana, menekankan pentingnya pelatihan bagi petugas kesehatan puskesmas dalam penanganan ketiga isu tersebut.
“Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di tingkat primer, pelatihan bagi petugas kesehatan puskesmas menjadi sangat penting,” ujarnya.
“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi petugas kesehatan dalam mendeteksi dini, mendiagnosis, dan mengobati kasus TBC dan lainnya,” imbuhnya.
Dijelaskan, khusus pelatihan TBC, dengan mengikuti pelatih ini, memungkinkan petugas kesehatan untuk mengenali tanda dan gejala TBC lebih dini, sehingga pasien dapat segera mendapatkan pengobatan yang tepat.
“Dengan pengetahuan yang memadai, petugas kesehatan dapat melakukan diagnosis yang akurat sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan jenis dan stadium TBC,” jelasnya.
Sementara untuk pelatihan ANC sendiri, memastikan petugas kesehatan memberikan pelayanan yang komprehensif kepada ibu hamil, termasuk deteksi dini penyakit menular seksual, anemia, dan kondisi medis lainnya yang dapat berdampak pada ibu dan bayi.
Pelatihan surveilans epidemiologi, membekali petugas kesehatan dengan kemampuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data kesehatan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Lebih lanjut Ali Wardana menjelaskan, pelatihan bagi petugas kesehatan puskesmas tidak hanya bermanfaat bagi petugas itu sendiri, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat.
Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, angka kematian akibat TBC dapat ditekan. Begitu juga dengan pelayanan ANC yang berkualitas dapat meningkatkan kesehatan ibu hamil dan mengurangi risiko komplikasi pada saat melahirkan. Surveilans epidemiologi yang efektif membantu dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular lainnya.
Ali Wardana berharap bahwa dengan adanya pelatihan ini, kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas semakin meningkat.
“Kami berkomitmen untuk terus memberikan pelatihan yang berkualitas kepada petugas kesehatan puskesmas sehingga mereka dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat,” tegasnya.
Untuk itu Ali Wardana berpesan agar peserta benar-benar serius mengikuti pelatihan demi kemaslahatan orang banyak, karena dengan menjadi petugas yang kompeten, maka hajat hidup orang banyak dalam bidang kesehatan akan tercapai.