google-site-verification=ifJPc0uzRA4Y4Fdt8VWeGvttPAD7V18nkgstdtOyxms Adnan: Faktor Anak Putus Sekolah di KLU Bukan Karena Ekonomi Saja - Radar NTB

Adnan: Faktor Anak Putus Sekolah di KLU Bukan Karena Ekonomi Saja

  • Bagikan
Adnan: Faktor Anak Putus Sekolah di KLU Bukan Karena Ekonomi Saja
Kadis Dikbudpora Lombok Utara, Adnan (kanan).

LOMBOK UTARA radarntb.com – Kepala Dinas Dikbudpora Lombok Utara, Adnan mengatakan, faktor angka Drop Out / Anak Putus sekolah di Kabupaten Lombok Utara (KLU) bukan hanya karena ekonomi saja, dan ini masih jadi PR besar.

Ditemui usai upacara hari ulang Tahun PGRI yang ke-77 (29/11/2022) Kepala Dinas Dikbudpora Adnan mengatakan salah satu penyebab terjadinya drop out (Anak putus sekolah/red) memang tidak bisa dipungkiri bersama.

“Terjadinya drop out karena banyak paktor, termasuk paktor ekonomi” ungkap Kadis Dikbudpora tersebut.

Akan tetapi kata Adnan, tidak semata mata karena faktor ekonomi saja penyebab terjadinya drop out, partisipasi dari masyarakat dan kesadaran dari masyarakat yang turut mempengaruhi.

Ada juga lembaga-lembaga lain yang sudah ikut Membantu salah satunya, ada namanya Program Keluarga Harapan PKH.

Selain ada dana Bantuan operasional Sekolah (BOS) ada juga Program PKH, itu indikatornya untuk anak sekolah dan ketika warga atau masyarakat yang mendapatkan PKH dan itu cukup lumayan besar.

“Dana PKH yang digunakan untuk apa oleh masyarakat kadang kita tidak tau, tidak mungkin semua akan di deteksi oleh Dikbudpora dari ujung barat Dusun Kelui sampai ujung timur Dusun Sambik Elen.”terangnya

Akan tetapi kata Kadis karena ketidak sadaran dari masyarakat, kadang dana yang seharusnya untuk pendidikan disalah gunakan.

“Sehingga yang hajatan pemerintah yang sangat mulia itu terkadang disalah gunakan” katanya.

Faktor yang lain juga kata Kadis ada anak yang masih budaya kawin muda menurutnya itu sangat miris , dan itu harus kerja sama yang harmonis dari semua lini baik dari tokoh masyarakat tokoh agama tokoh pendidikan termasuk pemerintah secara langsung.

“sehingga saya sangat mendukung ketika SABER Drop Out (Sapu Bersih drop out) itu ditegakkan dan mari bersama sama pemerintah tegakkan lagi guna menekan angka putus sekolah” tambahnya

Jangan hanya teori saja kata Kadis, tetapi implementasi itu yang harus diterapkan mulai dari RT, Kadus, bahkan Desa ketika ada anak yang putus sekolah segera lapor.

“RT lapor ke Kadus, Kadus lapor ke Desa dan Desa lapor ke OPD terkait dalam hal ini ada kami di Dikbudpora dan ada di bagian Kesra, sehingga kami segera menindak lanjuti” tegasnya

Ketika ditindak lanjuti kata Kadis lagi, paling tidak ada anggaran dana untuk mendukung program dan kegiatan tersebut, Ini yang sekarang sangat sulit di Daerah karena Keterbatasan.

“Memang tugas pokok ada di kami dan kami juga membutuhkan dukungan dari semua lini termasuk semua OPD” terangnya lagi

Faktor di lapangan juga kata Kadis, orang tua yang bukan katagori miskin, tetapi ada juga anaknya yang putus sekolah, karna itu tadi faktor kesadaran dari masyarakat juga ikut berpengaruh terhadap angka Drop out tersebut.

“Angka putus sekolah yang terjadi selama ini memang selalu keterkaitannya dengan masyarakat, opini dari masyarakat yang selalu mengatakan paktor ekonomi atau keterbatasan ekonomi,” pungkasnya. (Teno*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *