MATARAM radarntb.com – Bapelkes Mataram gelar kegiatan pelatihan manajemen Program Pengendalian Penyakit Tuberkulosis (P2TBC) bagi Pengelola Program TBC di Wilayah Regional Timur Indonesia.
Pelatihan Pengendalian Penyakit Tuberkulosis yang disingkat P2TBC ini dilaksanakan secara Blandid Learning, atau secara Daring dan Luring.
Kegiatan Blandet atau Luringnya dilaksanakan selama 9 hari mulai 31 Juli hingga 8 Agustus 2023.
Sementara untuk Lurning, rencananya akan dilaksanakan di Senggigi, Lombok Barat, selama 7 hari mulai 20 sampai dengan 26 Agus 2023.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 30 orang, berasal dari wilayah Regional Timur Indonesia seperti Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Barat, Papua Pegunungan, NTT, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
Acara ini di buka secara during oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dirjen P2 Penyakit Kemenkes RI dr. Imran Pambudi, MPHM.
Ia mengatakan, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-2 di dunia berdasarkan estimasi insiden Tuberkulosis (TBC), yakni sebesar 969.000 kasus per tahun.
Untuk itu, menurut dr Imran, penanggulangan Tuberkulosis saat ini menjadi prioritas Pemerintah Indonesia dengan target eliminasi di tahun 2030.
“target eliminasi Tuberkulosis dapat tercapai salah satunya didukung oleh keterampilan dan kualitas tenaga pengelola program TBC di Provinsi dan Kabupaten/Kota,” jelasnya.
“Terimakasih kepada Bapelkes Mataram, Tim Kerja TBC dan Focal Point Tim Kerja TBC yang telah bekerjasama dan mempersiapkan acara pelatihan ini dengan baik,” ucap Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI dr. Imran Pambudi, MPHM saat membuka acara pelatihan secara during, Selasa (1/8/2023).
Sementara Kepala Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Mataram Kemenkes RI Ali Wardana mengatakan, Pelatihan manajemen P2TBC ini merupakan pelatihan yang terstandar dan terakreditasi menggunakan Kurikulum dan Modul Pelatihan Manajemen bagi Pengelola Program Penanggulangan Tuberkulosis di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang diselenggarakan secara Blanded Lurning.
Secara umum kata Ali, tujuan pelatihan ini adalah, setelah menyelesaikan pelatihan ini peserta latih mampu mengelola Program Penanggulangan TBC di Provinsi dan Kabupaten/Kota masing-masing.
“kami berharap seluruh peserta pelatihan dapat mengikuti pelatihan dengan penuh konsentrasi dan menyelesaikan sesuai jadwal,” harapnya.
Sertifikat akan diberikan kepada peserta yang mengikuti minimal 95% dan dinyatakan LULUS.
“Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin,” pungkasnya.
