MATARAM radarntb.com – Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Mataram Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) latih puluhan bidan dari 10 kabupaten/kota di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Puluhan bidan tersebut dilatih dalam acara Pelatihan Asuhan Ibu Hamil Standar Terpadu Bagi Bidan di Fasiltas Kesehatan Tingkat Pratama (FKTP) yang dilaksanakan oleh Bapelkes Mataram sendiri menggunakan anggaran Bapelkes Mataram sendiri.
Pelatihan itu berlangsung selama 6 hari, secara online dan offline, untuk online berlangsung selama 3 hari mulai 6 hingga 8 September 2023, sementara untuk offline atau klasikal dimulai 11 hingga 13 September 2023 di Hotel Lombok Plaza, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Peserta yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 25 orang, para ibu bidan yang berasal dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang ada 10 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dana Pelatihan ini bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Bapelkes Mataram Kemenkes RI tahun 2023.
Kepala Bapelkes Mataram Kemenkes RI H Ali Wardana bersyukur pelatihan ini berjalan lancar dan terkendali.
Ia mengatakan bahwa, pelatihan ini penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan bidan dalam menyukseskan program pemerintah, seperti menurunkan angka kematian ibu (AKI) yang melahirkan, angka kematian anak (AKA) dan angka kematian balita (AKB).
Setelah pelatihan ini, peserta dapat merubah sikap dan perilaku ibu hamil agar memahami tentang kehamilan mereka, seperti perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat setempat.
Selain itu para peserta dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.
Hal itu untuk mendukung upaya penurunan AKI dan AKB tersebut, telah dilaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan bayi dan balita serta pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana baik di tingkat masyarakat, Puskesmas dan Rumah Sakit, dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait serta jejaring lain yang juga mendukung upaya tersebut.
“Kehamilan. Itulah saat yang membahagiakan bagi seorang wanita dalam satu masa dalam tahapan kehidupannya dan merupakan anugerah yang luar biasa karena saat itulah seorang ibu mengalirkan emosi cintanya pada sang buah hati,” jelas Ali Wardana.
Dalam hal ini, perawatan selama kehamilan menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dalam mengupayakan kehamilan yang sehat baik bagi ibu maupun bagi sang buah hati.
Perlu dipahami, bahwa setiap wanita hamil mempunyai risiko komplikasi dan berhak mendapatkan akses terhadap pelayanan kehamilan, persalinan, dan nifas yang berkualitas.
Bahkan wanita yang masuk dalam kelompok dengan risiko rendah saja bisa mengalami komplikasi.
Sehingga antenatal sudah selayaknya dilaksanakan secara komprehensif, untuk memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal.
“salah satu upaya yang diharapkan dapat mendukung upaya tersebut, adalah dengan melakukan pelatihan seperti ini,” pungkasnya.