google-site-verification=ifJPc0uzRA4Y4Fdt8VWeGvttPAD7V18nkgstdtOyxms Harga Beras Di KLU Meroket - Radar NTB

Harga Beras Di KLU Meroket

  • Bagikan
Harga Beras Di KLU Meroket
Arni pedagang beras saat menceritakan harga Beras di KLU yang sedang meroket

LOMBOK UTARA radarntb.com – Harga Beras di Kabupaten Lombok Utara (KLU), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meroket, kenaikannya hampir 20% lebih dari harga normal.

Meroketnya harga beras di Kabupaten Lombok Utara (KLU) dikeluhkan warga, pedagang pun merasa harga beras terlalu tinggi.

Hal itu disampaikan Arni, seorang pedagang beras di Kabupaten Lombok Utara (KLU), Sabtu (4/2/2023).l

Ia mengatakan, kenaikan harga beras banyak dikeluhkan warga yang awalnya harga beras 9.000 rupiah per kilogram sekarang sudah mencapai 12.000 rupiah bahkan ada yang mencapai 13.000 rupiah per kilogram.

“Harga beras semakin melonjak kasian para pembeli masyarakat apalagi dalam saat ini keuangan tidak begitu lancar tiba tiba harga beras melonjak” ungkapnya.

“Barang pun semua naik otomatis, kita sebagai pedagang jualnya tinggi juga,” tambahnya.

Aeni mengatakan, saat ini tidak ada setok beras, untuk persedian setok beras di KLU sedikit akhirya ia membeli beras di luar wilayah KLU dengan harga yang tinggi.

“kita punya sedikit beras tanjung, yang lain tidak ada, sekarang kita beli berasnya dari Lombok Barat, kita beli dengan harga yang tinggi juga, tapi barangnya belum ada saat ini” terangnya.

Ia berharap, harga Beras kembali normal, agar masyarakat yang datang ke tokonya bisa senang untuk membeli barang.

“kadang orang dateng ke toko tiap hari harga beras naik-naik terus, jadi kita sebagai pedagang agak canggung agak kurang enak kita jualan,” bebernya.

Disisi lain, Inak Randi sorang penjual nasi campur di Lombok Utara terpaksa menaikkan harga akibat meroketnya harga beras di KLU.

Inak Randi mengatakan, ia merasa sangat terbebani dengan kenaikan harga beras saat ini.

“Sangat berat sekali bagi kami dengan kenaikan harga beras ini” ungkapnya.

“sebelum harga beras naik, kami jual nasi lima ribu perbungkus, sejak seminggu yang lalu kami terpaksa menaikan harga, supaya tidak rugi,” tambahnya.

Kendati demikian, sejauh ini Inak Randi belum ada warga yang komplain karena ia menaikkan harga nasinya.

“kalau yang ngerti tidak ada komplain, kalau yang tidak ngerti mungkin komplain, sejauh ini saya belum mendapat komplainan,” pungkasnya. (teno*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *