google-site-verification=ifJPc0uzRA4Y4Fdt8VWeGvttPAD7V18nkgstdtOyxms Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Pemda KLU Gelar Clean Up Day di Gili Trawangan

Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Pemda KLU Gelar Clean Up Day di Gili Trawangan

  • Bagikan
Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Pemda KLU Gelar Clean Up Day di Gili Trawangan
Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Pemda KLU Gelar Clean Up Day di Gili Trawangan

TRAWANGAN radarntb.com – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Utara (KLU) menggelar Clean Up Day dalam rangka memperingati hari peduli sampah nasional yang jatuh pada 2 February.

Clean Up Day yang berlangsung di Gili Trawangan tersebut dipimpin wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter Febrianto Ridawan, serta diikuti oleh sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta unsur masyarakat, Jumat 02/02/2024.

Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Ridawan disela kegiatan mengungkapkan, persoalan sampah di Gili Trawangan cukup kompleks.

Terlebih gunungan sampah di area TPST yang sudah ada bukan setahun atau dua tahun, melainkan puluhan tahun.

Ini yang harusnya bisa dicarikan formulasinya dengan semua pihak melibatkan masyarakat, pengusaha, dan stakeholder terkait.

“diharapkan kegiatan ini menjadi triger di mana semua pihak gotong-royong dalam mengatasi persoalan sampah yang ada di pulau (Gili Trawangan),” ungkapnya.

“Sampah ini bukan setahun dua tahun, tapi puluhan tahun, bagaimana nanti kita berkolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan,” tambahnya

Sebagai kawasan pariwisata startegis nasional, sudah barang tentu Gili Trawangan menjadi lokus perhatian pemerintah.

Tidak hanya mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, melainkan juga mengurai persoalan di pulau salah satunya sampah juga perlu dipikirkan.

Dibutuhkan konsep yang terukur untuk menyelesaikan gunungan sampah di Trawangan, demikian dengan semua pihak.

Maka dari itu pemkab akan terus intens koordinasi dan komunikasi dengan semua pelaku yang terlibat.

“kita ajak semua pihak sama-sama formulasikan. Entah nanti di pilah lebih dulu, kemudian residunya diangkat ke darat atau bagaimana, yang jelas ini harus ada konsepnya dulu,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kawasan Pemukiman (DLHKP) Drs. Rusdianto menjelaskan, kemampuan pemerintah dalam mengatasi sampah di pulau sangat terbatas.

Maka dibutuhkan rumusan dan kajian dari para ahli untuk mendapatkan formula yang pas.

Saat ini untuk mengatasi persoalan pemerintah menggandeng KSM yang membawa sampah dari depan ke belakang. Tentu perkara ini disebutnya belum bisa mengatasi persoalan gunungan sampah di pulau.

“kita mengajak semua masyarakat untuk bergerak sama pikirkan apa yang bisa kita perbuat. Selama ini kita gandeng KSM, sehingga kedepan apakah kita akan tambah kelompok baru atau bagaimana, supaya timbunan sampah harian bisa di selesaikan karena kalau tidak selesai ini (TPST) menjadi beban,” jelasnya.

Dijelaskannya, volume sampah di pulau tersohor di dunia ini cukup tinggi, ketika high season beban sampah tembus diangka 18 ton, kendati ketika hari biasa volume sampah berada dikisaran 7 sampai 8 ton.

Hal ini menjadi pelik ketika kemampuan memilah dan mengelola sampah yang bisa dimanfaatkan ulang hanya sekitar 2 sampai 3 persen dari total volume sampah.

“dari jumlah total sampah itu kemampuan memilah dan mengelola kita hanya sekitar 2-3 persen, karena belum optimal. Ini jadi PR kami sambil cari formula, apa yang pas kita bawa kepinggir (darat) residunya atau seperti apa,” pungkasnya. (Ten*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *