google-site-verification=ifJPc0uzRA4Y4Fdt8VWeGvttPAD7V18nkgstdtOyxms

Ratusan Warga Sekotong Serbu Kantor BPN Lombok Barat  - Radar NTB

Ratusan Warga Sekotong Serbu Kantor BPN Lombok Barat 

  • Bagikan
Ratusan Warga Sekotong Serbu Kantor BPN Lombok Barat 
Ratusan Warga Sekotong Serbu Kantor BPN Lombok Barat 

LOMBOK BARAT, radarntb.com – Ratusan warga Dusun Pangsing, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, kabupaten Lombok Barat (Lobar) bersama Aliansi Rakyat Menggugat (Alarm) NTB menyerbu Kantor BPN setempat, Kamis, 22/11/24.

Mereka menyerbu kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Lobar lantaran pihak BPN Lombok Barat tidak mau melaksanakan perintah Kementerian ATR/BPN.

“Hari ini kami datang mempertanyakan apa alasan kepala BPN Lobar yang tidak mau melaksanakan perintah menteri ATR/BPN Republik Indonesia. Kami ingin tahu jawabannya,” teriak Lalu Hizzi pada orasinya itu.

Dikatakan Hizzi, Objek reforma agraria seluas 58,88 hektar itu sudah jelas dan dinyatakan clear and clean.

Oleh karena itu, Kementerian ATR/BPN memerintahkan kepada BPN Lobar untuk melaksanakan dengan memberikan TORA tersebut kepada 57 masyarakat penggarap.

Namun hingga satu tahun berlalu perintah dari Menteri ATR/BPN tersebut tidak pernah dilaksanakan.

Terlebih, pada tanggal 26 September 2024 lalu, Kementerian ATR/BPN bersama Kanwil BPN NTB, BPN Lobar dan masyarakat Dusun Pangsing saat melaksanakan rapat disepakati untuk ditindak lanjuti perintah dari Menteri ATR/BPN tersebut.

Hizzi berujar, pihaknya mendapat jawaban dari Kepala BPN Lobar bahwa pelaksanaan pemberian Tora kepada masyarakat tidak bisa terlaksana karena ada keberatan dari pihak PT.

“Kami dapat jawaban dari BPN bahwa ada yang keberatan,” terangnya.

Akan tetapi, kata Hizzi, jika ada yang merasa keberatan menurut dia hal itu tidak beralasan. Sebab, proses pengajuan tora yang dilakukan oleh GTRA (Gugus Tugas Reforma Agraria) telah disetujui Kementerian ATR/BPN.

“Mereka sendiri yang menetapkan objek lahan terlantar. Artinya kalau sudah ditetapkan sebagai lahan terlantar menjadi Tora objek reforma agraria berarti sudah selesai. Masa pemerintah sudah menetapkan lalu ada keberatan lagi ditanggapi, kan bodoh itu. Coba logika umumnya dimana,” katanya.

Hizzi menduga ada praktik mafia tanah yang terjadi di BPN Lombok Barat sehingga perintah dari Menteri ATR/BPN tidak dilaksanakan.

Sementara itu, Kepala BPN Lombok Barat, Lalu Suharli menyatakan bahwa pihaknya sudah mulai melakukan redistribusi terhadap TORA tersebut.

“Artinya bahwa tahapan selanjutnya adalah proses administrasi tahapan-tahapan redistribusi. Dan itu sudah kita laksanakan. Dari 7 tahapan itu kita baru sampai tahap pertama, namun ada keberatan PT,” jelas Suharli.

Dikarenakan keberatan itu, pihaknya kemudian meminta kepada GTRA, yakni Bupati Lombok Barat dan anggota lainnya dimediasi dulu supaya tanah tersebut clean & clear dulu baru kemudian dibagikan kepada penggarap masyarakat Desa Buwun Mas.

Tetapi, karena kesibukan Pileg dan Pilkada, akhirnya diminta bantuan kepada pelaksana harian gubernur yaitu Kanwil BPN NTB untuk dilakukan mediasi.

Suharli meminta pengertian masyarakat penggarap karena menyelesaikan persoalan tanah membutuhkan waktu yang lama karena tanah merupakan produk hukum.

“Salah sedikit saja terjadi gugatan. Jadi saya ajak semua pihak ayo kita laksanakan ini (prosedur redistribusi). Setelah clear and clean, Bupati menerbitkan surat baru kemudian kami terbitkan sertifikat,” katanya.

  • Bagikan
Exit mobile version