NASIONAL, radarntb.com – Inisiatif nasional pengolahan limbah organik yang digagas oleh Bhayangkari melalui pembuatan Eco-Enzyme telah menorehkan prestasi signifikan, inovasi ini berhasil peahkan Rekor MURI.
Sebanyak 59.800 anggota Bhayangkari dari seluruh Indonesia tercatat sebagai peserta dalam Workshop Eco-Enzyme yang dilaksanakan secara daring pada Jumat, 28 November 2025.
Acara ini, yang berpusat di Mako Brimob Kelapa Dua, Jakarta, diinisiasi oleh Seksi Kebudayaan Pengurus Pusat Bhayangkari dan sukses memecahkan Rekor MURI untuk kategori pembuatan Eco-Enzyme serentak dengan peserta terbanyak.
Ketua Umum Bhayangkari, Ny. Juliati Sigit Prabowo, dalam sambutannya menegaskan bahwa pencapaian ini melampaui sekadar pemecahan rekor. Ini adalah momentum krusial untuk mentransformasi cara rumah tangga mengelola sampahnya.
“Jumlah peserta Bhayangkari yang berpartisipasi serentak dalam kegiatan ini adalah yang terbanyak dan kini resmi tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia. Namun, yang lebih esensial, ini membuktikan bahwa Bhayangkari mengambil peran yang transformatif dalam upaya konservasi lingkungan hidup,” tutur Ny. Juliati.
Ia menambahkan, “Eco-Enzyme adalah solusi yang sangat efektif meskipun sangat mudah diterapkan. Kami bertekad mengubah kebiasaan lama dalam mengolah sisa dapur menjadi sesuatu yang memiliki nilai manfaat tinggi.”
Keberhasilan ini, lanjutnya, diharapkan menjadi pijakan awal agar setiap unit Bhayangkari di daerah dapat melanjutkan edukasi dan praktik Eco-Enzyme secara berkelanjutan.
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), yang turut hadir, memberikan pengesahan atas pencapaian Bhayangkari ini sebagai rekor nasional.
Awana Hargo, Direktur Marketing MURI, menyoroti bahwa acara ini memiliki dimensi penting tidak hanya dari segi masifnya jumlah partisipan, tetapi juga dari dampak ekologis yang ditimbulkannya.
“MURI merasa bangga menyaksikan pencapaian luar biasa ini. Pembuatan Eco-Enzyme serentak oleh puluhan ribu Bhayangkari se-Nusantara memenuhi syarat pemecahan rekor, sekaligus memberikan inspirasi bahwa sebuah gerakan nasional dapat dimulai dari lingkup rumah tangga,” ujar Awana Hargo.
“Gerakan ini adalah kontribusi riil untuk masa depan lingkungan, bukan semata-mata prestasi organisasi,” tambahnya.
MURI juga memberikan apresiasi khusus kepada komunitas dan lembaga pendukung, seperti Komunitas Eco-Enzyme Nusantara dan Yayasan Upakara Bio-Enzyme Nusantara, yang telah memperkuat substansi program.
Dari Lombok Utara, Ketua Bhayangkari Cabang, Ny. Heny Agus Purwanta, yang mengikuti kegiatan secara daring bersama jajaran pengurus, menyambut baik workshop ini. Ia menilai inisiatif ini sangat relevan mengingat tantangan pengelolaan sampah rumah tangga dan limbah organik di Lombok Utara.
“Eco-Enzyme menawarkan solusi praktis untuk mereduksi limbah organik di rumah tangga. Lombok Utara, dengan potensi besar limbah dapur dari sektor pariwisata di tiga gili dan Senaru, sangat memerlukan edukasi ini. Limbah tersebut dapat diubah menjadi bahan baku Eco-Enzyme yang bermanfaat,” jelas Ny. Heny.
“Kami akan mendorong para anggota untuk mengaplikasikannya di keluarga masing-masing dan menyebarkan edukasi ke masyarakat sekitar, agar perubahan positif ini meluas,” lanjutnya.
Ia juga memastikan bahwa Bhayangkari Lombok Utara siap menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah, kelompok pegiat lingkungan, dan institusi pendidikan untuk memperbesar jangkauan dampak gerakan ini.
Acara akbar ini dihadiri oleh jajaran Pengurus Pusat Bhayangkari, Pengurus Yayasan Kemala Bhayangkari, Ketua Pengurus Gabungan, PCBS, serta seluruh pengurus daerah, cabang, dan ranting. Tampak hadir juga Ketut Budiarto (Ketua Komunitas Eco-Enzyme Nusantara Jabodetabek), Sugeng Waluyo (Ketua Umum Yayasan Upakara Bio-Enzyme Nusantara), dan Lutfi S. Pradana (Customer Relation MURI).
Dengan resmi tercatatnya Rekor MURI ini, Gerakan Eco-Enzyme Bhayangkari telah menciptakan standar baru dalam penanganan limbah organik di Indonesia—membuktikan bahwa aksi kecil dari rumah dapat mendatangkan manfaat besar bagi kelestarian bumi.
