MATARAM, radarntb.com – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Bidang Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam sukses menyelenggarakan sebuah acara unik: Festival Seni Budaya Islam “Qasidah Kolaborasi,” Rabu (30/7/2025).
Inisiatif ini bertujuan untuk menyebarkan pesan perdamaian global melalui perpaduan harmonis antara seni dan budaya.
Festival yang memukau ini berlangsung di halaman Kanwil Kemenag Provinsi NTB, Jalan Udayana Nomor 6 Mataram, pada hari Rabu, 30 Juli 2025.
Sepuluh kontingen dari seluruh Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-NTB turut memeriahkan acara ini.
Pembukaan resmi dilakukan oleh Kepala Bagian Tata Usaha, H. Fathurrahman, disaksikan oleh sejumlah tokoh penting seperti Pembina Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Provinsi NTB, Hj. Megawati Lestari Zamroni Aziz, seluruh pejabat eselon III, Ketua Tim, serta Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-NTB.
Ahmad Sakdiah, selaku Ketua Panitia, dalam laporannya menjelaskan bahwa seni budaya merupakan bagian integral dari program Kementerian Agama di Indonesia, sejalan dengan tugas dan fungsi Subdirektorat Seni Budaya Islam.
Mengusung tema “Qasidah Kolaborasi”, festival ini dirancang untuk menyatukan elemen seni klasik dan kontemporer, sekaligus mengintegrasikan kekayaan seni dan budaya lokal dari masing-masing daerah dalam menyuarakan perdamaian dunia.
“Kami berharap para peserta dapat menampilkan perpaduan seni klasik, seni kontemporer, dan seni budaya lokal dari daerahnya masing-masing,” ungkap H. Ahmad Sakdiah.
H. Ahmad Sakdiah juga menyoroti kondisi dunia saat ini yang penuh konflik, perang terjadi dibeberapa negara.
“Saat ini, dunia sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Perang terjadi di mana-mana, bahkan di wilayah tetangga kita, dengan masyarakat sipil sebagai korban utamanya,” terangnya.
Salah satu sorotan utama dalam Festival Seni Budaya Islam “Qasidah Kolaborasi” ini adalah kewajiban bagi setiap peserta untuk membawakan lagu “Perdamaian” sebagai lagu utama.
Penampilan peserta semakin menarik perhatian penonton karena tidak hanya menggunakan kostum Islami, tetapi juga kostum adat daerah yang kaya warna, diiringi oleh alat-alat musik klasik tradisional dan dihiasi oleh penari-penari yang lincah.
Di tempat yang sama, Kepala Bagian Tata Usaha, H. Fathurrahman, yang mewakili Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTB, menjelaskan bahwa kegiatan Qasidah merupakan agenda rutin tahunan.
“Meskipun kegiatan Qasidah Kolaborasi ini rutin dilaksanakan setiap tahun, tahun ini kami berinisiatif untuk menyelenggarakannya secara lebih terbuka kepada publik,” jelas H. Fathurrahman.
Lebih lanjut, H. Fathurrahman menekankan bahwa Qasidah Kolaborasi Klasik, selain menjadi perhelatan bersama, juga sarat akan unsur-unsur Islami.
“Ini adalah cagar budaya yang akan terus kita lestarikan bersama. Kami berharap juara pertama di tingkat NTB dapat maju dan tampil di tingkat pusat,” tuturnya.
Sepanjang festival, setiap penampilan peserta berhasil memukau para penonton. Ini menandai kali pertama Qasidah Kolaborasi diselenggarakan dengan perpaduan Islami dan klasik secara menyeluruh, mulai dari kostum, penggunaan alat musik tradisional, hingga iringan penari—sebuah inovasi signifikan yang digagas oleh Kementerian Agama.













