MATARAM radarntb.com – Kinerja Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Mataram Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) selama tahun 2023, berhasil latih sebanyak 4.494 Tenaga Kesehatan (Nakes) di Indonesia Timur Bagian Tengah.
Jumlah kinerja tersebut merupakan hasil pelatihan yang dilaksanakan langsung oleh Bapelkes Mataram, belum termasuk program pelatihan berdasarkan kerja sama dengan Dinas dan lainnya.
“Alhamdulillah, dari Januari hingga Desember tahun 2023 kinerja Bapelkes berhasil latih 4.490 orang tenaga kesehatan (Nakes),” ujar Kepala Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Mataram Kemenkes RI Ali Wardana, kepada media ini, Jumat (8/11/2023).
Sebanyak 4.490 orang yang berhasil dilatih tersebut merupakan tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter, Perawat, Bidan, penanggungjawab program dan lainnya yang tersebar di wilayah kerja Bapelkes Mataram sebagai UPT Kemekes RI ke-7 di Indonesia Timur Bagian Tengah mulai dari Bali, NTB, NTT, Kupang hingga Maluku.
“ini belum termasuk pelatihan external atau pelatihan yang berdasarkan kerjasama dengan Dinas atau yang lainnya,” jelasnya.
Dijelaskan, pelatihan yang dilaksanakan oleh Bapelkes Mataram ada dua, yakni pelatihan Internal atau yang dilakukan langsung oleh Bapelkes Mataram sendiri.
Berikutnya pelatihan external atau pelatihan yang digelar oleh Dinas atau lainnnya menggunakan DIPA masing Dinas atau lembaga, dimana Bapelkes Mataram bertindak sebagai penjamin mutu dari pelatihan tersebut.
Kendati demikian Bapelkes Mataram menempatkan sejumlah staf sebagai pengendali pada setiap pelatihan yang dikerjasamakan dengan dinas atau lembaga tersebut.
Adapun jenis pelatihan yang berhasil dilaksanakan oleh Bapelkes Mataram Kemekes RI selama tahun 2023 ini sebanyak 14.
Ke-14 jenis pelatihan tersebut terbagi menjadi 4 kategori antaranya: 1. Pelatihan Sistem Ketahanan Nasional, 2. Pelatihan Penyakit Prioritas, 3. Pelatihan Terakreditasi dan yang terkahir 4. Pelatihan dari P2KASN.
Pelatihan Sistem Ketahanan Nasional terdiri dari 4 jenis pelatihan yakni: Pelatihan PERKESMAS, Pelatihan Gizi Bencana dan Pelatihan Manajemen Krisis.
Berikutnya Pelatihan Penyakit Prioritas, ini terdiri dari 5 jenis pelatihan antaranya: Pelatihan Deteksi Dini Payudara dan Leher Rahim, Pelayanan Paliatif Kanker, Pelatihan Pelayanan Standar Terpadu Pada Ibu Hamil di FKTP, Pelatihan bagi Petugas Pelaksana Deteksi Dini Hepatitis B dan yang ke-5 Pelatihan Skrining Bayi Baru Lahir bagi Dokter, Bidan, dan Perawat di Puskesmas.
Selanjutnya Pelatihan Terakreditasi, ini terbagi menjadi 4 jenis antaranya: Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran, Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, Pelatihan Pengendali Pelatihan dan yang ke-4 Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Kloter.
Terkahir Pelatihan dari Pusat Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (P2KASN), terdiri dari 2 jenis pelatihan antaranya: Pelatihan Pengendali Pelatihan dan Pelatihan Public Speaking.
Ali Wardana bersyukur dengan segala keterbatasannya, ia dan timnya mampu melaksanakan tugas dari Kementerian Kesehatan RI sebagi salah satu UPT ke-7 dan termuda di Indonesia.
“Alhamdulillah dengan segala keterbatasan kami semua dapat menjalankan tugas dengan baik meski banyak kekurangan,” ujarnya.
“ini merupakan bentuk tanggung jawab dan amanah sebagai satu satunya Balai Pelatihan Kesehatan yang terakreditasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),” imbuhnya.
Selain itu Ali juga mengatakan kegiatan dan pelatihan-pelatihan yang terselenggara di wilayah kerja Bapelkes Mataram dari Bali hingga NTT terlaksana atas kerjasama banyak pihak terutama tim Bapelkes Mataram.
“kami ucapkan terimakasih kepada tim Bapelkes Mataram yang telah berusaha sekuat mungkin mensukseskan kegiatan dan pelatihan-pelatihan di wilayah kerja kita, sehingga mendapatkan hasil kinerja yang bagus,” ucapnya.
“Terimakasih juga atas kerja sama Tim Dinas Kesehatan Provinsi NTB, NTT, Bali, Maluku, Bapelkes Bali, Latkesda NTT, Poltekkes Mataram, Denpasar, Kupang dan Maluku beserta seluruh Dinkes kab kota se provinsi NTB” sebutnya.
Ia juga berharap kegiatan dan pelatihan-pelatihan yang sudah terlaksana dapat memberi manfaat dan dampak yang baik bagi masyarakat.
Selebihnya ia berharap kinerja pada kegiatan dan pelatihan berikutnya dapat lebih bagus dan lebih sempurna lagi.
Kekurangan-kekurangan terhadap kinerja yang ada dapat segera diperbaiki untuk pencapaian mutu kegiatan dan pelatihan yang lebih berkualitas.
“Semoga kegiatan dan pelatihan-pelatihan yang akan di laksanakan kedepannya akan lebih berkualitas lagi baik pelatihan yang bersumber APBN, APBD, Dana Dekonsentrasi dan Dana DAK Non Fisik yang mulai tahun 2023 ini baru bisa dilaksanakan,” pungkasnya.
