LOMBOK TENGAH radarntb.com – Mengenal ritual tradisi Bettulak Desa Lendang Ara, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tradisi Bettulak ini merupakan tradisi yang dilakukan warga Desa Lendang Ara secara turun temurun yang diwariskan para leluhur mereka.
Ritual Bettulak sendiri berarti dia kembali. Dia kembali disini dalam artian mengembalikan wabah penyakit yang disebarkan oleh orang yang menyebarkan wabah penyakit di suatu Desa.
Dapat disimpulkan bahwa Bettulak ini adalah ritual yang bisa mengusir atau menangkal wabah penyakit yang ada di Desa Lendang Ara agar kembali ke empunya dan tidak mewabah ke khalayak ramai.
Konon ceritanya yang memberikan informasi terkait pelaksanaan kegiatan ritual ini adalah makhluk halus yang disampaikan kepada dukun bahwa akan ada wabah penyakit besar masuk ke desa, maka silahkan adakan betulak.
Tradisi Bettulak ini memiliki berbagai tahapan prosesi. Prosesi pertama dilaksanakan di masjid Desa dengan membaca berzanzi dan berdoa bersama seluruh lapisan masyarakat, tokoh adat serta tokoh agama.
Setelah itu, barulah masuk ke acara inti, yakni tradisi Bettulak itu sendiri, dengan cara berjalan membawa obor mengelilingi empat titik pintu masuk atau perbatasan dari Desa Lendang Ara.
Dalam mengelilingi titik pintu masuk desa ini masyarakat membaca Burdah salawatan-salawatan sanjungan kepada Nabi Muhammad yang di pimpin tokoh agama setempat selama perjalanan.
Setelah sampai dititik perbatasan, tokoh budaya setempat pada prosesi itu menanam penyawek di empat titik pintu masuk Desa sembari membaca jampi-jampi. Penyawek sendiri adalah simbol untuk menangkal berbagai penyakit yang akan masuk ke Desa sekaligus mengusir wabah penyakit yang ada. Usai itu, masyarakat secara serentak mengumandangkan azan bersamaan.
Menurut informasi dari tokoh-tokoh masyarakat setempat, ritual Bettulak ini terakhir kali dilaksanakan pada tahun 1970 an oleh masyarakat.
Dibawah Kepala Desa Lendang Ara, Ayunan S. Pd., M. Pd., ritual Bettulak ini kembali dilaksanakan di tahun 2023 setelah menerima wejangan dari tokoh masyarakat, tokoh budaya serta tokoh budaya.
Oleh karena itu, pemerintah Desa setempat berkomitmen akan menggelar kegiatan ini setiap tahun untuk menjaga kelestarian Bettulak kedepan.
“Kami berkomitmen akan kami selenggarakan setiap tahun, bahkan kami akan memperdeskan Bettulak ini sehingga rutin dilaksanakan setiap tahun dan menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa dalam rangka melestarikan budaya,” kata Ayunan.