MATARAM radarntb.com – Puluhan Tenaga Kesehatan (Nakes) Kabupaten Lombok Utara (KLU) diajak oleh Bapelkes Mataram berburu jentik Nyamuk Malaria di Desa Mekarsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Jumat (14/9/2023).
Perburuan jentik nyamuk malaria di Desa Mekarsari ini merupakan bagian dari kegiatan Pelatihan Entomologi Malaria yang dilaksanakan oleh Bapelkes Mataram.
Kegiatan ini merupakan pelatihan Entomologi Malaria untuk kesekian kalinya yang dilaksanakan oleh Bapelkes Mataram, bagi tenaga kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan maupun Puskesmas di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Peserta pelatihan Entomologi Malaria kali ini berasal dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Dalam artian, pelatihan Entomologi Malaria kali ini, merupakan kerjasama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lombok Utara (KLU) dengan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Mataram Kemenkes RI yang terlaksana mulai 11 hingga 16 November 2023 terpusat di Hotel Jayakarta, Lombok Barat, NTB.
Dalam pelatihan ini, Bapelkes Mataram menerapkan pembelajaran secara full Klasikal, dengan metode ceramah, tanya jawab, curah pendapat, diskusi, role play dan praktek lapangan.
Peserta Pelatihan biasanya berasal dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan, dengan kriteria Dokter, Bidan, Farmasi, Kesling, Gizi, Promkes, Analis Kesehatan, surveilans atau petugas kesehatan lainnya.
Kepala Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Mataram Kemenkes RI H Ali Wardana mengatakan, hal ini dilakukan untuk melatih tenaga kesehatan (Nakes) profesional yang ada pada masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Provinsi lain.
Selain untuk memberikan pengetahuan tentang vektor penyakit malaria, hal ini dilakukan juga sebagai langkah menyukseskan program kesehatan pemerintah pusat dan daerah yang telah dicanangkan, terutama dalam bidang eliminasi Penyakit Malaria.
Peserta pelatihan diajak berburu jentik nyamuk malaria ke Desa Mekarsari ini, untuk mendapatkan pengetahuan tentang bagaiman nyamuk malaria berkembang biak.
Pemilihan tempat ini sebagai tujuan berburu jentik nyamuk malaria, adanya kali yang diapit oleh bukit, berpotensi sebagai tempat nyamuk anopheles (Malaria) berkembang biak.
“ditempat ini merupakan habitat branding palace perindukan nyamuk malaria yang berupa sungai,” jelas Ali.
“ditempat ini terdapat kali yang cukup besar, di kiri dan kanan terdapat perbukitan. Artinya bahwa tempat ini berpotensi menjadi tempat perindukan Nyamuk Anopheles atau Malaria, sebagai vektor penyakit malaria,” jelasnya.
Dalam perburuan jentik nyamuk Malaria ini, peserta diminta turun ke Kali dan mencari genangan-genangan air sebagai tempat Nyamuk Malaria berkembang biak.
Hal ini bertujuan agar peserta Mengetahui perilaku nyamuk malaria saat berkembang biak.
Peserta diminta mengInventarisasi tempat perindukan atau tempat berkembang biak nyamuk yang sangat dipergunakan dalam melakukan upaya tindakan anti larva.
“Survey dilakukan dengan menggunakan alat cidukan jentik. Kepadatan dapat dihitung untuk tiap ciduk atau tiap 10 ciduk tergantung keperluan,” jelasnya.
“Banyaknya cidukan disesuaikan dengan luas tempat perindukan serta penyebaran jentik,” tambahnya.
Dijelaskan, dalam survey ini perlu dicatat luas tempat perindukan, flora dan fauna yang ada, baik yang ada di dalam tempat perindukan maupun di sekitarnya.
Setelah semua proses dilakukan, jentik yang didapat dibawa ke ruang laboratorium untuk diperiksa.
Jentik atau larva yang didapat dari perburuan ini, akan diuji dan dicek menggunakan mikroskop, untuk mengetahui jenis dan bentuk larpa atau jentik nyamuk anopheles sebagai vektor penyakit malaria tersebut.