PRAYA radarntb.com – Sebagai kado istimewa dihari jadi Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) yang ke-79, paguyuban keris bernama tangguh trasna menempa atau membuat keris pusaka untuk pemimpin Lombok Tengah.
Keris pusaka yang dibuat paguyuban ini akan dipersembahkan untuk pemimpin Lombok Tengah dalam hal ini Bupati. Keris pusaka ini nantinya akan di estafetkan ke pemimpin-pemimpin berikutnya.
Untuk di ketahui, paguyuban keris tangguh trasna merupakan perkumpulan penempa atau pembuat keris yang berasal dari Lombok Tengah.
Salah satu anggota paguyuban keris tangguh trasna, Sukirman mengatakan, keris pusaka yang akan dipersembahkan ke pemimpin Lombok Tengah adalah keris dhapur cerite enggok solas (11) dengan pamor keris sure atau aiq ngeleq.
Keris dhapur cerite enggok solas mengandung makna pengharapan kesejahteraan dan kemakmuran dari ketekunan untuk mencapai kebesaran atau kemenangan.
Filosofi ini mengajarkan bahwa kesuksesan dan kemakmuran hanya dapat diraih melalui kerja keras dan dedikasi tanpa pamrih.
Keris ini memiliki istilah Pamor keris Aiq Ngeleq, memiliki filosofi Air yang mengalir dari mata air, pada akhirnya akan terus bermuara hingga ke lautan lepas.
Hal tersebut tersebut seperti fase kehidupan manusia. Dimulai pada saat dilahirkan, namun akhirnya tentu akan kembali pada Sang Pencipta.
“Dengan demikian, maka tak ada satu pun hal yang patut disombongkan, sebab semuanya hanyalah sebuah titipan,” ujarnya.
Sementara solas atau 11 memiliki beberapa makna, di antaranya dalam bahasa Jawa, angka 11 disebut “sewelas” yang berarti memiliki rasa welas asih atau kasih sayang.
Dalam Islam, angka 11 menyiratkan nama Allah (alif, lam, lam, ha). Dalam numerologi, angka 11 dapat dimaknai sebagai waktu yang tepat untuk lebih terhubung dengan intuisi.
Angka 11 juga dapat dikaitkan dengan inovasi, kreativitas, dan spiritualitas. Angka 11 juga dapat dimaknai sebagai angka yang membawa elemen baru dalam hidup seseorang.
Pembuatan keris pusaka dhapur enggok solas ini sendiri membutuhkan waktu hingga satu bulan.
Sukirman menjelaskan, keris pusaka enggok solas ini terbuat dari bahan biji besi pilihan yang mudah diolah. Proses pengolahannya pun memakan waktu dua minggu hingga satu bulan.
“Prosesnya kita murnikan dulu biji besinya, kita tempa sampai karbonnya itu benar-benar hilang atau karbonnya itu sampai nol koma sekian persen. Karena kita mengharapkan besi murni yang diolah dan tempa itu benar-benar besi yang sangat tinggi kemurniaannya,” terangnya.
Namun, sebelum memulai proses pembuatan keris, sang empu terlebih dahulu melakukan proses proses ritual hingga berpuasa dan menentukan hari penempaan dilakukan. Hal ini untuk menolak mara bahaya selama pembuatan keris.
“Kenapa kita memakai hari jumat, karena kita ingin menghimpun energi alam yang bagus. Karena di keris ini kita memasukkan energi alam juga frekuensi alam yang bagus,” katanya.
Sukirman berharap pembuatan keris pusaka Lombok Tengah ini dibikin untuk melibatkan semua masyarakat. Penempaan sendiri diawali oleh Pjs Bupati Lombok Tengah, kemudian diikuti oleh masyarakat.
“Harapan kami untuk pemimpin selanjutnya salah satunya adalah yang mampu tampil dan menampilkan jati dirinya sebagai
masyarakat sasak Lombok tengah yang tidak hilang tergerus zaman, mampu merangkul dan melestarikan budaya leluhur,” pungkasnya.