PRAYA radarntb.com – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) akan membangun sistem insan pariwisata di daerah setempat.
Hal itu diungkapkan Lalu Sungkul usai dia dilantik menjadi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah di Ballroom Kantor Bupati, Rabu 31/1/24.
Lalu Sungkul menjelaskan, insan pariwisata adalah mereka pelaku wisata yang sadar bagaimana bersikap dan bertindak di destinasi wisata.
”jadi, percuma destinasi yang baik kalau insannya masih belum insan pariwisata,” kata mantan Camat Pujut ini.
Sungkul menerangkan, insan pariwisata diharapkan dapat mengerti sapta pesona wisata, sehingga mereka dapat menjaring wisatawan yang kelasnya elit.
Ditegaskannya, membangun pariwisata harus terus dilakukan secara berkesinambungan.
Misalnya dengan membangun kerjasama dengan Dinas Pendidikan, bagaimana supaya anak di daerah pariwisata sudah dididik sejak dini untuk mengenal sapta pesona pariwisata.
”ini yang perlu, misalkan bagaimana mereka diajarkan berbahasa dengan bahasa Inggris yang baik dan benar,” katanya.
Disamping itu dia juga meminta kepada insan pariwisata agar tidak membuang kearifan lokal daerah ini.
Menurutnya, insan pariwisata modern saat ini banyak yang tidak mengerti dan lebih condong mengikuti gaya wisatawan luar yang cara berpakaiannya tidak mencerminkan budaya lokal.
”misalkan turisnya celana pendek, kita ikut. Sekarang ini generasi muda cendrung tidak tau manner (tata krama) yang seperti apa. Nah, orang barat itu mannernya tidak seperti kita,” ucapnya.
Sejauhnya dikatakan Lalu Sungkul, dengan adanya insan pariwisata, maka sudah jelas daerah ini juga akan menjual kualitas atau menggaet tamu-tamu highclass yang diharapkan dapat membawa pundi-pundi uang yang banyak bagi daerah ini yang tentunya juga akan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat/pelaku pariwisata.
Sedangkan terkait banyak investor yang tidak berani berinvestasi di Lombok Tengah Lalu Sungkul menilai karena disebabkan sering terjadi konflik dengan warga.
Dinas Pariwisata tidak berorientasi pada penyelesaian masalah konflik tanah, Dispar hanya bertujuan mengembangkan destinasi wisata yang ada di daerah ini.
”Nah, siapa saja yang disebut destinasi pariwisata itu? Manusianya dan objeknya,” ujar Kadispar baru itu.