Banner Iklan Aruna

Golkar Buka Pintu Kepemimpinan Nyata untuk Generasi Muda

  • Bagikan
Golkar Buka Pintu Kepemimpinan Nyata untuk Generasi Muda
Golkar Buka Pintu Kepemimpinan Nyata untuk Generasi Muda

MTARAM, radarntb.com — Aula DPD I Partai Golkar NTB dipenuhi energi pada Minggu (16/11/2025) saat puluhan generasi muda dari berbagai kampus dan komunitas menghadiri Pendidikan Politik Muda bertajuk “Politik Muda: Kenapa Harus Golkar?” Acara yang digagas oleh Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) NTB ini berlangsung akrab dan cair, jauh dari kesan kaku sebuah seminar politik.

Ketua AMPG NTB, Herianto, membuka kegiatan dengan menekankan bahwa forum tersebut adalah ruang diskusi, bukan sekadar ceramah.

“Ini bukan hanya tempat bagi kami bicara, tetapi ruang bagi generasi muda untuk membicarakan masa depannya sendiri dan perannya dalam politik,” tegas Herianto.

Diskusi kemudian beralih pada pemahaman historis Partai Golkar. Akademisi Universitas Mataram, Prof. Lalu Wirasepta Karyadi, memberikan pencerahan mengenai sejarah panjang Golkar, yang ia sebut memiliki akar pemikiran jauh sebelum era Orde Baru.

Prof. Lalu menjelaskan bahwa konsep “Golongan Karya” dirumuskan sejak era 1940-an oleh tokoh-tokoh pendiri bangsa seperti Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara, sebagai dasar bagi peran kelompok fungsional dalam pembangunan negara.

Ia menyoroti transformasi pasca-Reformasi sebagai fase penting yang membawa Golkar menjadi partai modern.

“Perubahan terbesar terjadi ketika kepemimpinan sipil masuk pada tahun 1999. Dari sana, Golkar membangun identitas baru sebagai partai modern yang berorientasi pada pembangunan,” ujar Prof. Lalu.

Dalam sesi berikutnya, narasumber Rino Rinaldi menekankan relevansi krusial generasi muda dalam kancah politik nasional, terutama dengan adanya bonus demografi. Menurutnya, generasi muda adalah kekuatan penentu arah demokrasi Indonesia.

“Jika anak muda tidak memiliki posisi politik yang strategis, Indonesia berpotensi kehilangan arah. Golkar menyediakan ruang yang nyata. Kami tidak hanya mengajak anak muda menonton, tetapi secara aktif memberi kesempatan untuk memimpin,” katanya.

Isu kaderisasi kemudian dibahas mendalam oleh H. Firadz Pariska. Ia menjelaskan bahwa AMPG merupakan jalur resmi bagi anak muda yang ingin berproses dalam struktur politik, sementara Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) membuka ruang bagi keterlibatan tanpa keanggotaan formal.

Firadz menegaskan bahwa kepercayaan partai terhadap kader muda adalah fakta, bukan sekadar janji.

“Golkar sejak lama memberi kepercayaan kepada kader muda untuk memimpin, termasuk di daerah. Itu bukan teori, tapi fakta yang sudah berkali-kali terjadi,” ujarnya.

Di akhir acara, Ketua AMPG NTB Herianto membagikan kisah personalnya memilih bergabung dengan organisasi kepemudaan Golkar. Ia melihat Golkar menawarkan ruang konkret bagi anak muda NTB untuk berkembang.

“Saya tumbuh dari keluarga sederhana. Politik memberi saya jalan untuk berbuat lebih. Di Golkar, terutama AMPG, saya merasakan ruang itu benar-benar dibuka,” kata Herianto. Ia juga menekankan perbedaan antara dampak individu dan dampak politik.

“Jika kita menjadi pengusaha, manfaatnya hanya untuk beberapa orang. Tapi melalui kebijakan dan posisi politik, dampaknya bisa dirasakan oleh banyak masyarakat luas,” pungkasnya.

Antusiasme peserta terlihat jelas dari sesi tanya jawab yang aktif, berfokus pada peluang kepemimpinan dan cara memulai karier politik. Seorang mahasiswa mengaku acara ini sukses mengubah pandangannya.

“Ternyata politik tidak semenakutkan itu. Di sini kami tidak diindoktrinasi, tetapi diajak memahami esensi dan perannya,” ungkapnya.

Menutup kegiatan, Herianto berjanji bahwa AMPG NTB akan terus mengadakan ruang diskusi serupa.

“Anak muda harus cerdas, kritis, dan berani turun ke lapangan. Politik itu ruang kita semua,” tutupnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *