MATARAM, radarntb.com – Lokakarya Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Kehutanan (FOReTIKA) bukan sekadar ajang diskusi, melainkan panggung lahirnya rekomendasi aksi nyata untuk mendukung target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
Pertemuan yang difasilitasi oleh Universitas Mataram (UNRAM) disalah satu hotel di Mataram pada Minggu (21/9/2025) ini, menghasilkan langkah-langkah strategis yang akan segera diimplementasikan oleh jejaring perguruan tinggi kehutanan di Indonesia.
Salah satu poin utamanya adalah mengoptimalkan Hutan Pendidikan yang dimiliki universitas, seperti KHDTK. Contoh sukses pengelolaan KHDTK Getas dan Wanagama Nusantara dari UGM menjadi inspirasi.
Hutan-hutan ini akan menjadi laboratorium alam, sekaligus model pengelolaan hutan lestari yang bisa meningkatkan cadangan karbon.
Selain itu, FOReTIKA sepakat untuk mengintegrasikan isu FOLU Net Sink ke dalam kurikulum dan penelitian.
Ini sejalan dengan inisiatif Kuliah Umum dan Kick Off Forestry Update Course (FUCo) yang dibuka oleh Staf Ahli Menteri Kehutan Bidang Hubungan Antar Lembaga Fahrizal Fitri, S.Hut., MP. untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor kehutanan.
Inspirasi lain datang dari Tree Grower Community (TGC) IPB yang menggerakkan mahasiswa untuk menanam dan mengelola pohon.
Dari sini, muncul ide program “Kampus Merdeka Karbon” atau “Kredit Karbon Kampus”.
Program ini akan menghitung kontribusi karbon dari aktivitas penanaman pohon di kampus, menjadikannya bagian dari pembelajaran berbasis proyek bagi mahasiswa.
“Apa yang kita lakukan hari ini adalah warisan untuk generasi mendatang, anak-anak kita berhak hidup di bumi yang lebih hijau, lebih sejuk, dan lebih lestari,” kata Fahrizal
Dengan berakhirnya acara, FOReTIKA kini mengemban amanah untuk mewujudkan semua ide menjadi aksi nyata.
Jejaring yang kuat dari Mataram ini diharapkan menjadi pengungkit utama untuk mempercepat pencapaian Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
