MATARAM, radarntb.com – Perhelatan akbar Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2025 ini tak hanya meninggalkan kesan mendalam bagi para atlet dan peserta, tetapi juga membuahkan cerita menarik seputar euforia berbelanja oleh-oleh khas Lombok.
Salah satu kisah yang mencuri perhatian pada FORNAS VIII NTB 2025 ini, datang dari seorang peserta asal Palu, dr. Lili, yang bersama suaminya, terlihat memborong hingga dua keranjang penuh oleh-oleh menjelang penutupan acara.
dr. Lili dan suaminya tiba di Lombok pada Minggu, 27 Juli 2025, sedikit terlambat dari jadwal untuk mengikuti FORNAS VIII NTB 2025, karena kendala ketersediaan tiket penerbangan.
Meski demikian, semangat mereka untuk merasakan atmosfer Fornas VIII tak surut. Begitu tiba, mereka langsung menyatu dengan keramaian festival, menikmati berbagai atraksi dan kompetisi olahraga rekreasi yang disajikan.
Namun, momen yang paling berkesan bagi dr. Lili tampaknya adalah sesi berburu oleh-oleh.
Dengan antusiasme tinggi, ia bersama sang suami menjelajahi berbagai stand kerajinan dan kuliner lokal.
Pada Selasa (29/7/2025), mereka terlihat memborong di salah satu tempat perbelanjaan oleh-oleh paling besar di Lombok Barat.
Pilihan utama mereka jatuh pada produk-produk berbahan dasar kain songket, sebuah warisan budaya Lombok yang terkenal akan keindahan dan keunikannya.
Dua keranjang besar yang mereka bawa pulang penuh dengan beragam item fesyen berbahan songket.
Mulai dari baju, tas, celana pendek, hingga sarung tenun yang memukau, semuanya mencerminkan kekayaan motif dan warna khas Lombok.
“Kami sangat terpesona dengan keindahan songket Lombok. Rasanya ingin membawa pulang semuanya!” ujar dr. Lili dengan senyum lebar saat ditemui.
Tak hanya pakaian, dr. Lili, suaminya, dan beberapa teman mereka juga tak ketinggalan membeli berbagai cemilan khas Lombok.
Berbagai jenis keripik, kue tradisional seperti Kaliadem, manisan dan lain sebagainya turut memenuhi keranjang belanja mereka.
Sebagai pelengkap, beberapa bungkus kopi khas Lombok dan produk-produk lainnya juga tak luput dari incaran, memastikan mereka membawa pulang sepotong cita rasa dan budaya Lombok ke Palu.
Aksi borong oleh-oleh ini menunjukkan betapa Fornas VIII tidak hanya menjadi ajang kompetisi olahraga, tetapi juga platform efektif untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif daerah.
Kehadiran ribuan peserta dari seluruh penjuru Indonesia memberikan dampak positif bagi UMKM lokal, terutama para pengrajin dan produsen makanan khas.
Kisah dr. Lili menjadi bukti nyata bahwa Lombok berhasil meninggalkan kesan yang tak terlupakan bagi setiap pengunjungnya, bahkan hingga ke urusan oleh-oleh.













