MATARAM, radarntb.com – Puluhan sopir taksi yang tergabung dalam Koperasi Lombok Baru menyampaikan keluh kesah mereka terkait masalah dan situasi di Bandara Internasional Lombok kepada Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB).
Semula mereka berencana untuk melakukan audiensi dengan Gubernur NTB, rombongan sopir ini diterima langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady, didampingi Kepala Bidang Kelembagaan, Mawardi, di kantor dinas Pariwista NTB, pada Selasa (15/4/2025).
Ketua Koperasi Lombok Baru, H Lalu Basri, mengungkapkan bahwa pihaknya awalnya mengirimkan surat permohonan audiensi kepada Gubernur NTB. Namun, mereka kemudian diarahkan untuk bertemu dengan Dinas Pariwisata NTB.
“Tanggal 9 April lalu, kami berkirim surat ke gubernur, dan kami menerima jawaban untuk menghadap ke Dinas Pariwisata,” ujar H Lalu Basri.
“Meskipun demikian, kami merasa bersyukur diarahkan ke dinas pariwisata, mengingat koperasi kami bergerak di bidang Jasa Pariwisata dan Transportasi Lombok Baru,” tambahnya.
Inti dari keluhan yang disampaikan Lombok Baru kepada Dinas Pariwisata adalah keberadaan sejumlah taksi daring (online) di area bandara yang menyebabkan persaingan yang tidak seimbang.
“Masalah utama yang kami hadapi di bandara saat ini adalah persaingan dengan pengusaha transportasi nasional. Kami merasa belum mampu bersaing dengan mereka, terutama dari segi permodalan yang sangat terbatas,” tutur Basri.
Lebih lanjut, Basri menjelaskan dampak kehadiran pengusaha nasional tersebut terhadap pendapatan anggota koperasi.
“Dulu, sebelum pengusaha nasional hadir di bandara, penghasilan kami cukup baik. Namun, setelah perusahaan nasional seperti Grab, Blue Berd dan GoCar diizinkan membuka konter di dalam bandara, penghasilan kami menurun drastis. Selain itu, setelah kehadiran mereka, aplikasi pemesanan kami seperti terblokir dan tidak dapat diakses. Padahal, sebelum mereka ada, aplikasi kami berjalan normal. Ada apa ini,” imbuhnya dengan nada bertanya.
Sebagai solusi, Lombok Baru meminta agar konter-konter perusahaan transportasi nasional di dalam bandara ditutup. Mereka menegaskan tidak melarang akses masuk perusahaan-perusahaan tersebut seperti transportasi lainnya, melainkan hanya meminta penutupan konter.
“Kami hanya memohon agar konter transportasi perusahaan nasional di dalam bandara ditutup. Kami tidak meminta mereka dilarang beroperasi, hanya konternya saja yang kami minta untuk ditutup,” tegas Basri.
Selain itu yang diadukan Lombok Baru terkait kewajiban setiap bulan mereka ke pihak bandara yang harus bayar Rp.885 ribu setiap bulannya, belum lagi mereka harus bayar parkir.
“Kami dapat narik penumpang minimal 1 sampai 2 orang per hari, Alhamdulillah bisa untuk nyambung hidup dengan istri dan anak kami,” kata Uji salah satu sopir Taksi Lombok Baru.
“Setelah keberadaan counter perusahaan transfortasi nasional di area bandara, pendapatan kami semakin berkurang, kadang dalam sehari kami cuman dapat satu penumpang, dan terkadang tidak dapat, mohon bantuannya pak gubernur,” pinta Uji.
Mewakili Guberur NTB, menerima dan mendengar secara seksama curhatan dari perwakilan Lombok Baru, Dinas Pariwisata NTB menyatakan kesediaannya untuk membantu memediasi antara pihak koperasi dan pengelola bandara guna mencari solusi terbaik.
“Transportasi merupakan salah satu pilar penting pendukung pariwisata. Tanpa transportasi yang memadai, wisatawan yang datang ke NTB tidak akan dapat menikmati seluruh keindahan alam yang ada,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady.
“Selain itu, pengemudi transportasi adalah orang pertama yang berinteraksi dengan wisatawan saat mereka tiba di NTB. Ketersediaan transportasi yang baik dan pengemudi yang berkualitas akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan, sehingga mereka akan pulang dengan membawa cerita positif,” imbuhnya.
Dinas Pariwisata NTB menyadari potensi masalah ini dalam merusak citra pariwisata NTB di mata wisatawan. Oleh karena itu, dalam waktu dekat, mereka berjanji akan mempertemukan perwakilan Lombok Baru dengan pihak pengelola bandara.
Selain upaya mediasi, Dinas Pariwisata NTB juga berencana untuk menyelenggarakan pelatihan bagi para pengemudi transportasi lokal. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dan daya saing mereka di tengah persaingan dengan pengusaha transportasi nasional, seperti yang dikeluhkan oleh Lombok Baru.
“Kami akan mengadakan pelatihan untuk para pengemudi lokal, karena mereka adalah duta pariwisata kita. Merekalah yang pertama kali menyambut wisatawan yang datang ke NTB,” pungkas Jamaluddin Malady.