google-site-verification=ifJPc0uzRA4Y4Fdt8VWeGvttPAD7V18nkgstdtOyxms

RSUD KLU Klarifikasi Meninggalnya Pasien Cuci Darah Akibat Mati Listrik

RSUD KLU Klarifikasi Meninggalnya Pasien Cuci Darah Akibat Mati Listrik

  • Bagikan
RSUD KLU Klarifikasi Meninggalnya Pasien Cuci Darah Akibat Mati Listrik
RSUD KLU Klarifikasi Meninggalnya Pasien Cuci Darah Akibat Mati Listrik

TANJUNG radarntb.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengklarifikasi terkait meninggalnya salah satu pasien yang sedang melakukan cuci darah, disebabkan oleh mati listrik.

Kepala Bidang (Kabid) Penunjang medik dan non medik RSUD KLU, H Zaini, menjelaskan bahwa kejadian tersebut bukan disebabkan oleh kesalahan pihak rumah sakit, melainkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Menurut Zaini, mesin genset akan secara otomatis hidup dalam waktu 4 detik begitu pun sebaliknya mesin cuci darah akan otomatis menyala dalam waktu hanya 4 detik setelah mati listrik. Hal ini merupakan standar dan maksimal dari mesin yang digunakan di rumah sakit.

Meskipun ada kejadian mati lampu, mesin langsung berfungsi kembali setelah listrik menyala dalam waktu yang sangat singkat.

“jika ada pemadaman listrik, gensetnya kita itu otomatis akan langsung hidup listriknya, ketika menyala langsung hidup otomatis mesinnya. Berarti tidak ada kendala lagi untuk menghidupkan mesin nya” ungkap H.Zaini di kantornya pada Selasa 30/04/2024.

Zaini juga menegaskan bahwa kejadian tersebut tidak berpengaruh terhadap pasien cuci darah dalam jangka waktu 4 detik yang disebutkan.

“waktu empat detik itu cuman sebentar tidak sampai satu tarikan napas” katanya.

Sedangkan, proses untuk cuci darah membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 3-4 jam per sesi, dan keadaan mati lampu hanya berlangsung sebentar yang tidak mempengaruhi proses cuci darah secara signifikan.

“kalau proses cuci darah itu membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam satu kali cuci darah itu jadi waktunya sangat lama,” katanya.

Meskipun rata-rata pasien yang melakukan cuci darah memiliki kondisi kurang stabil, RSUD KLU telah melakukan prosedur standar untuk mengatasi situasi mati lampu secara cepat dan efektif. Mesin cuci darah seharusnya berfungsi dengan baik dalam situasi seperti ini.

Zaini juga menekankan bahwa RSUD KLU tidak mengambil risiko yang berlebihan terkait dengan keamanan pasien, terutama karena rumah sakit memiliki pasien yang rawan dan beragam kondisi, termasuk pasien yang menjalani operasi.

“kami juga tidak berani ambil resiko, karena di RSUD pasien kami banyak, bahkan ada yang operasi juga, dan sangat rawan sekali ketika terjadinya mati lampu” terangnya.

Hal ini menegaskan pentingnya menjaga standar operasional yang telah ditetapkan untuk keamanan pasien di rumah sakit.

RSUD KLU telah menjalankan prosedur standar yang sesuai dengan kondisi mati lampu yang terjadi, meskipun kejadian tersebut tidak diinginkan.

“rumah sakit sudah melakukan secara prosedur, hal-hal yang tidak kita inginkan bisa saja terjadi terhadap kejadian ini,
tetapi standar mesin kami pada saat itu menyala dalam 4 detik.” Tutupnya. (Ten*)

  • Bagikan
Exit mobile version