MANDALIKA, radarntb.com — Setelah sukses besar dengan Pertamina Grand Prix of Indonesia (MotoGP 2025) pada awal Oktober, Pertamina Mandalika International Circuit segera melakukan perubahan drastis untuk menyambut ajang balap roda empat. Hanya dalam hitungan hari, sirkuit kelas dunia ini akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional Balap Mobil (ITCR) sebagai bagian dari rangkaian akbar Mandalika Festival of Speed (MFoS) yang dijadwalkan pada 24-26 Oktober 2025.
Perubahan cepat dari konfigurasi motor ke mobil merupakan tantangan teknis yang berhasil ditaklukkan oleh tim lokal.
Inti dari transformasi ini adalah penyesuaian sirkuit agar kembali memenuhi standar homologasi FIA Grade 3 untuk balap mobil.
Muhammad Awallutfi Andhika Putra, Race Electronics, Track, dan Motorsport Manager MGPA, menjelaskan bahwa peralihan ini menuntut rekonfigurasi berbagai elemen keselamatan yang sebelumnya dicabut untuk MotoGP.
“Setelah rangkaian acara roda dua selesai, kami langsung bergegas mengembalikan sirkuit ke mode roda empat,” kata Awallutfi.
Tim teknis dengan cekatan memasang kembali perangkat-perangkat penting sesuai standar FIA untu kejuaraan balap mobil nasional ini, meliputi:
- Flexible Cone
- Dome (Pembatas lintasan)
- Brake Marker FIA
- FIA Grid
Perangkat-perangkat ini sengaja dilepas saat MotoGP karena lintasan harus steril sesuai aturan FIM.
“Elemen roda empat seperti dome dan flexible cone harus dicabut saat balap motor demi keamanan pembalap,” tambahnya.
Kini, dome dipasang kembali di area apex tikungan untuk mencegah mobil memotong jalur, sementara flexible cone dan brake marker membantu pengemudi mengenali batas lintasan secara akurat.
Seluruh proses konversi, termasuk pengecatan ulang grid mobil, diselesaikan dalam waktu singkat—hanya beberapa jam.
Awallutfi menekankan bahwa Sirkuit Mandalika adalah salah satu sirkuit langka yang memiliki kemampuan standar ganda: FIM Grade A untuk motor dan FIA Grade 3 untuk mobil. Perbedaan mendasar terletak pada fokus keselamatannya.
Pada balap mobil, keselamatan lebih bergantung pada kendaraan (roll cage, sabuk pengaman), sementara balap motor lebih bergantung pada desain lintasan, gravel, dan barrier.
Oleh karena itu, MGPA harus memilih elemen, seperti jenis dome dan speed bump, yang aman untuk kedua homologasi setelah konsultasi mendalam dengan FIA dan FIM.
Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria, menyoroti bahwa kecepatan dan presisi dalam transisi ini menunjukkan profesionalisme tim.
“Tim kami langsung beralih fokus dari setup roda dua ke roda empat dengan kecepatan dan ketelitian tinggi. Ini membuktikan Mandalika adalah sirkuit multifungsi yang siap beradaptasi dengan dua disiplin balap,” tegasnya.
Sebuah poin kebanggaan, seluruh proses konversi, perawatan, dan inspeksi rutin—mulai dari pembersihan lintasan dengan FOD Sweeper setiap pagi hingga penyesuaian sistem elektronik—dilakukan sepenuhnya oleh tenaga kerja lokal dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Semua dikerjakan oleh SDM lokal, 100% dari Lombok Tengah dan sekitarnya. Ini membuktikan bahwa kemampuan sumber daya manusia kita telah mencapai standar internasional,” ujar Awallutfi.
Setelah setup FIA rampung, Mandalika Festival of Speed akan menjadi panggung bagi sejumlah kategori balap mobil nasional bergengsi.
Ajang ini akan menampilkan Kejurnas Indonesia Touring Car Race (ITCR) dengan tiga kelas utama, ditambah seri balap lainnya seperti BMW M2 Series, BRZ Super Series, Agya OMR, dan Radical Time Attack.
“Event seperti MFoS adalah kunci untuk menjaga vitalitas sirkuit, sekaligus membuktikan bahwa Mandalika siap menjadi pusat kegiatan balap nasional dan internasional sepanjang tahun,” tutup Priandhi Satria.
MGPA, sebagai pengelola, terus berupaya memperbesar peran sirkuit ini sebagai aset nasional di bawah dukungan Injourney Holding.
“Pertamina Mandalika International Circuit adalah milik Indonesia. Mari kita terus kembangkan untuk kejayaan Indonesia,” pungkas Priandhi.













