ATARAM radarntb.com – Bapelkes Mataram gelar pelatihan fasilitator pengendalian faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) bagi Kader Posyandu untuk Wilayah kerja Gelombang 2.
Kegiatan pelatihan fasilitator pengendalian faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) bagi Kader Posyandu untuk Wilayah kerja Gelombang 2, terlaksana secara daring melalui Aplikasi Zoom, terpusat di Kantor Bapelkes Mataram, Kemenkes RI, Selasa (22/8/2022).
Pelatihan pengendalian faktor resiko PTM bagi Kader Posyandu itu dihadiri dan dibuka oleh Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI Bapak Ir. Dody Izwardi, MA.
Sebagai informasi, Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab kematian dan disabilitas tertinggi di Indonesia yang meningkat secara signifikan sejak tahun 2014 – 2019.
Menurut Our World in Data (2021) dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME, 2019) bahwa tekanan darah tinggi, merokok, gula darah tinggi dan obesitas menduduki 5 besar faktor risiko yang menyebabkan beban penyakit di dunia.
Sejalan dengan hal tersebut maka saat ini Kementerian Kesehatan membuat terobosan dengan Transformasi Sistem Kesehatannya yang mempunyai 6 pilar, salah satunya adalah transformasi layanan primer.
Transformasi Layanan Primer mempunyai 4 program utama yaitu Edukasi Penduduk; Pencegahan Primer, Pencegahan Sekunder dan Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer.
Dalam rangka pengendalian penyakit tidak menular utamanya diabetes melitus, jantung dan stroke dilakukan kegiatan skrining melalui tes sederhana gula darah, kolesterol dan pengukuran tekanan darah fasilitas pelayanan kesehatan, kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari Program Pencegahan Sekunder pada Transformasi Layanan Primer.
Untuk meningkatkan upaya menanggulagi Penyakit Tidak Menular (PTM), salah satunya menggerakan kader posyandu untuk melakukan skrining PTM sederhana menggunakan gluko stick untuk pengukuran gula darah dan tensi meter digital untuk mengukur tekanan darah.
“Walau sederhana tetap diperlukan peningkatan kapasitas kader posyandu untuk melakukan skrining PTM,” jelas Dody.
Sesuai arahan Menteri Kesehatan saat kunjungan kerja ke Semarang tanggal 5 Juli 2022, untuk melakukan peningkatan kompetensi kader dari 300.000 posyandu terkait skrining PTM, dengan melibatkan Balai Besar Pelatihan Kesehatan, Bapelkes dan Poltekkes yang ada dilingkungan Kementerian Kesehatan.
Demikian disampaikan Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI Bapak Ir. Dody Izwardi, MA pada acara Pembukaan Pelatihan Fasilitator Pengendalian Faktor Risiko PTM bagi Kader Posyandu di Wilayah kerja Gelombang 2 Provinsi Bali, NTB dan NTT secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting
Dalam laporannya Kepala Bapelkes Mataram Ali Wardana menyampaikan Pelatihan ini dilaksanakan untuk mempersiapkan kegiatan pelatihan lanjutan yang akan diikuti oleh Kader Posyandu dari Puskesmas di Wilayah Provinsi Bali, NTB dan NTT yang sudah di mulai tanggal 15 Agustus sampai dengan 8 September 2022.
“Dalam pelatihan ini Bapelkes Mataram melaksanakan pelatihan yang diikuti oleh 2.417 orang peserta dalam 7 angkatan,” Jelas Ali Wardana.
Provinsi Bali 2 angkatan, NTB 3 Angkatan dan NTT 2 angkatan yang sudah di mulai sejak tanggal 8 s.d 25 Agustus 2022 dengan menargetkan peserta pelatihan dari Tenaga Kesehatan, PJ. P2PTM dan Kesmas di Puskesmas. PJ.P2PTM dan Kesmas Dikes Privinsi dan Kab/Kota serta Dosen atau Tenaga Pendidik Poltekes Denpasar, Poltekes Mataram dan Poltekes Kupang.
Lebih lanjut dilaporkan bahwa dalam Pelatihan Gelombang 2 ini ditargetkan sebanyak 278 orang dengan jumlah peserta dalam 1 kelas sebanyak 120 akun zoom, dalam setiap akun terdiri dari 2 dan 3 peserta yang berasal dari Dosen atau tenaga pendidik Poltekes Mataram, Poltekes Kupang Dinas Kesehatan Kabupaten Kota di Provinsi, NTB, Bali dan NTT serta tambahan peserta 114 orang dari Puskesmas di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi NTT.
Pelatihan Kader Posyandu pada angkatan 7 ini mulai tanggal 22 sd 25 Agustus secara full online dilaksanakan secara distance learning dari tempat masing-masing dengan jumlah total jam pelajaran sebanyak 31 JPL.
Dalam pelatihan juga dilakukan Evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan dengan 3 tahapan yaitu Tahap Pertama Evaluasi terhadap peserta berupa nilai pre dan post test, Penyusunan rencana pembelajaran serta praktik melatih.
Tahap kedua Evaluasi terhadap Pelatih/Instruktur/Fasilitator dan Tahap ketiga Evaluasi terhadap Keseluruhan Penyelenggaraan.
“Dengan adanya Pelatihan fasilitator ini diharapkan kepada peserta peserta mampu melakukan pengendalian faktor risiko PTM pada kegiatan Posbindu di wilayah kerja sesuai dengan kewenangannya melalui orientasi kepada kader posyandu,” pungkasnya.