LOMBOK UTARA, radarntb.com – Kabar mengejutkan datang dari Lombok Utara, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat tandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT. Easybook Teknologi Indonesia, sebuah perusahaan teknologi raksasa yang bergerak di bidang pemesanan tiket transportasi dan akomodasi di berbagai negara Asia Tenggara.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang berlangsung di Kantor Bupati (24/4/2025) ini sontak menimbulkan pertanyaan: apa sebenarnya yang sedang direncanakan di balik layar.
Bupati Lombok Utara, H Najmul Akhyar secara langsung menggandeng Direktur PT. Easybook Teknologi Indonesia, Azman Bin Mansor, dalam seremoni bersejarah tersebut, kemudian diwujudkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS), fokus utama dari kerja sama ini ternyata adalah untuk pemungutan retribusi pelayanan di kawasan wisata primadona Gili Tramena (Terawangan, Meno, dan Air) secara daring alias online.
Uniknya, sistem ini khusus menyasar wisatawan yang datang ke surga tropis tersebut melalui jalur darat Pulau Lombok.
Sebelum kesepakatan ini terjalin, Azman Bin Mansor sempat membeberkan keunggulan PT. Easybook yang telah malang melintang dalam menyediakan layanan pemesanan tiket bus, kereta, feri, pesawat, hingga penyewaan mobil di berbagai negara Asia Tenggara.
Kini, keahlian mereka di bidang teknologi digital diaplikasikan untuk mengoptimalkan pendapatan daerah Lombok Utara.
Lebih lanjut, PT. Easybook telah menyiapkan sebuah aplikasi khusus untuk memungut retribusi pariwisata di Gili Tramena bagi wisatawan jalur darat.
Hebatnya, sistem ini diklaim memiliki tingkat akurasi mencapai 99,7 persen.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemda KLU atas kepercayaan yang diberikan. Aplikasi ini nantinya juga akan kami serahkan kepada Dinas Pariwisata untuk dipantau perkembangannya secara berkala,” ujar Azman.
Bupati Najmul Akhyar sendiri tak menyembunyikan fakta bahwa selama ini, Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar Lombok Utara memang bersumber dari pesona magis Gili Tramena.
“Kerja sama ini menjadi langkah krusial dalam meningkatkan pengelolaan potensi tersebut secara maksimal,” tegas Najmul.
Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa masih banyak celah di sektor pariwisata yang belum tersentuh oleh sentuhan teknologi, mengakibatkan potensi PAD yang belum terserap secara optimal.
“Untuk meningkatkan PAD, kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pihak adalah kunci utama memajukan Lombok Utara,” harapnya.
Sebagai wujud komitmen terhadap transparansi, Pemda KLU berencana melakukan evaluasi berkala setiap tiga atau enam bulan untuk memastikan sistem dan aplikasi ini berjalan sesuai harapan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata KLU, Denda Dewi, mengungkapkan bahwa salah satu latar belakang lahirnya MoU dan PKS ini adalah adanya kebocoran dalam sistem pemungutan retribusi wisatawan yang masuk ke tiga Gili melalui jalur darat Lombok.
“Dengan kerja sama ini, kami optimis kunjungan wisatawan akan terus meningkat seiring dengan pengembangan sistem dan teknologi yang berkelanjutan,” pungkasnya.