LOMBOK UTARA – Petani umbi Porang di Kabupaten Lombok Utara (KLU), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), bakal menjadi salah satu pemasok Porang di PT Reza Nayatam.
PT Reza Nayatam yang beralamat di Sekotong Lombok Barat ini adalah perusahan yang akan memproduksi Porang menjadi bahan jadi.
Salah satu hasil olahannya ialah tepung Glukomanan dengan kadar hingga 90 persen dan mengadopsi teknologi industrimanufaktur 4.0.
PT Reza Nayatama yang beberapa waktu lalu meresmikan pabrik di Sekotong dengan jumlah investasi sebesar Rp 70 Miliar itu melirik KLU sebagai salah satu pemasok terbesarnya.
Pegiat UMKM Lombok Utara yang juga pengurus BPD NTB Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Raden Winata Darmajaya yang dikonfirmasi Sabtu 29 Juli 2023. Mengatakan umbi porang KLU mendapat kesempatan untuk membuktikan kualitasnya.
Tentu ini adalah kabar baik untuk petani yang ada di Lombok Utara yang tergabung dalam koprasi Berkah Gumi Lombok (BGL).
“Lombok Utara sebagai daerah satu-satunya di NTB dan memiliki lahan sangat luas, bahkan petani porang Lombok Utara lahannya sudah tersertifikasi” ungkap Raden Winata Darmajaya sabtu 29 Juli 2023.
Dikatakannya, pabrik milik PT Rezka Nayatama baru saja diresmikan di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) NTB.
Nilai investasinya bahkan mencapai Rp 70 Miliar. Pabrik itu juga merupakan pabrik pertama di Indonesia yang memproduksi tepung glukomanan dengan kadar hingga 90 persen dan mengadopsi teknologi industrimanufaktur 4.0.
Pabrik berlokasi di Kecamatan Sekotong ini, katanya, diresmikan oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah itu mampu menyerap 483 ton umbi setiap bulan sebagai bahan produksi, dan diproyeksikan mampu memproduksi 20 ton per bulan atau 240 ton tepung glukomanan hingga kadar 90 persen per tahun.
Menurutnya, ini kabar baik untuk para petani di KLU. Kendati kerjasama untuk pemenuhan bahan baku bisa dipenuhi petani.
“Untuk umbi porang KLU akan diolah menjadi 3 varian turunan porang siap saji, yaitu beras porang, Tepung Porang dan Jelly,” ujarnya.
“Kerjasama petani di KLU dengan BGL sendiri mampu menyediakan 1.000 Ton bahan baku,” imbuhnya.
Raden Jaya menambahkan, Lombok Utara semestinya menjadi daerah yang memproduksi Porang menjadi bahan siap saji, bukan sebagai daerah penyuplai bahan baku ke daerah lain.
Kendati kedepan, semua akan terwujud ketika semua stakeholder bisa bekerjasama dengan baik terutama support dari pemerintah daerah.
“Harapannya pemerintah daerah bisa membaca peluang ini, karna kita sudah satu langkah di depan di bandingkan daerah lain,”ungkap Raden.
Terakhir, katanya, petani di KLU yang saat ini di bawah binaan PT. Astra Internasioal sangat berharap dana pembinaan yang diberikan masih terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.
“Mengigat petani porang KLU masih sangat memerlukan dukungan dari pengolahan bahan baku menjadi produk jadi,” Tutupnya ( Ten*)