google-site-verification=ifJPc0uzRA4Y4Fdt8VWeGvttPAD7V18nkgstdtOyxms Mahfud MD: Insiden Arema Vs Persebaya Bukan Bentrok Antar Supporter

Mahfud MD: Insiden Arema Vs Persebaya Bukan Bentrok Antar Supporter

  • Bagikan
Mahfud MD: Insiden Arema Vs Persebaya Bukan Bentrok Antar Supporter
Peristiwa kerusuhan usai pertandingan Arema Vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022). foto screenshoot youtube. Juli radarntb.com

JAKARTA radarntb.com – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Republik Indonesia (RI) Mahfud MD mengatakan insiden yang terjadi usai pertandingan Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022), bukan bentrok antar supporter.

Hal itu diungkapkan ketua Kompolnas sekaligus sebagai Menko Polhukam RI Mahfud MD, pada halaman akun instagramnya (IG) @mohmahfudmd, Minggu (2/10/2022).

Ia mengatakan bahwa dirinya telah mendapat informasi terkait peristiwa kerusuhan yang terjadi pasca pertandingan sepak bola antara Arema vs Persebaya itu langsung dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).

“Saya Sudah dapat informasi dari Kapolri, Jenderal Listyo Sigit terkait Insiden tersebut.” ujar Mahfud MD dalam laman Instagramnya @mohmahfudmd.

Setelah mendapatkan informasi terkait insiden tersebut, dirinya pun kemudian berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur (Jatim), Irjen Nico Afinta.

“Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan, berikutnya Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik,” ucapnya.

Mahfud MD tidak lupa ucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya terhadap keluarga para korban atas insiden tersebut.

Ia juga berharap keluarga korban untuk intens berkoordinasi denganĀ  aparat dan pemerintahan terkait hal tersebut.

“Kepada keluarga korban, kami menyampaikan belasungkawa. Kami juga berharap agar keluarga korban bersabar dan terus berkoordinasi dengan aparat dan petugas pemerintah di lapangan.” tuturĀ  Mahfud MD.

“Pemda Kabupaten Malang akan menanggung biaya rumah sakit bagi para korban,” tambah Menkopolhukam itu.

Sebenarnya, kata Mahfud MD, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan.

Misalnya, pertandingan agar dilaksanakan pada sore hari dan bukan malam hari. Kemudian, jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang.

“Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilakukan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000.” sesalnya.

Mahfud MD yang juga Ketua Kompolnas itu menegaskan bahwa tragedi kerusuhan di stadion Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya dengan Arema.

Sebab, pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh menyaksikan pertandingan antara Arema melawan Persebaya didalam stadion Kanjuruhan.

“Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antar supporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu supporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Supporter di lapangan hanya dari pihak Arema,” sebutnya.

Oleh sebab itu, menurut Ketua Kompolnas itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas.

“Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar supporter,” jelasnya.

Disisi lain, Mahfud memandang bahwa pihak pemerintahan sudah melakukan yang terbaik untuk perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola di Indonesia.

“Pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari ke waktu dan terus akan diperbaiki. Tetapi olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para supporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba,” pungkas Mahfud.(Jul*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *