google-site-verification=ifJPc0uzRA4Y4Fdt8VWeGvttPAD7V18nkgstdtOyxms Menghidupkan Pendidikan Karakter: Peran Keluarga dalam Membangun Anak Indonesia Hebat - Radar NTB

Menghidupkan Pendidikan Karakter: Peran Keluarga dalam Membangun Anak Indonesia Hebat

  • Bagikan
Menghidupkan Pendidikan Karakter: Peran Keluarga dalam Membangun Anak Indonesia Hebat
Foto ilustrasi opini Menghidupkan Pendidikan Karakter: Peran Keluarga dalam Membangun Anak Indonesia Hebat. "foto karya: Immawan Wahyudin, Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)"

Opini berjudul Menghidupkan Pendidikan Karakter: Peran Keluarga dalam Membangun Anak Indonesia Hebat ini adalah karya dari Fikri Haikal seorang mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta:

Terciptanya pendidikan karakter yang ideal dimulai dari ruang lingkup keluarga. Keluarga merupakan sekolah pertama dalam pembentukan karakter anak. Peletak dasar pendidikan moral dimulai dari keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama yang bersentuhan langsung dengan kebajikan, cinta, komitmen serta pengorbanan.

Dapat kita perhatikan berbagai macam karakter anak pada proses tumbuh kembangnya. Tidak jarang terdapat anak yang memiliki perilaku acuh tak acuh, tidak responsif, agresif, dan selalu ingin menyakiti orang baik secara fisik maupun verbal. Ada juga anak yang merasa rendah diri, minder, merasa tidak berharga, tidak berguna, dan selalu merasa tidak mampu.

Cara orang tua mendidik anak akan sangat berpengaruh dalam perkembangan anak baik secara emosional, intelektual maupun spiritual. Luputnya, sebagian orang tua masih belum menyadari betapa krusialnya peran orang tua yang bersentuhan langsung dalam pembangunan karakter anak. Pokok dasar pendidikan yang dibangun sejak dini bagi anak tidak terlepas dari, pendidikan akidah, pendidikan kesehatan, pendidikan akhlak, dan pendidikan ekonomi.

Pentingnya Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak

Cara didik orang tua menetukan karakter anak. Karakter anak terbentuk dari didikan orang tua. Anak dan orang tua merupakan tali rantai dalam keluarga yang saling berkaitan. Tentu, untuk membangun nilai karakter anak yang perlu ditanamkan :

  1. Kejujuran

Kejujuran merupakan hal paling dasar yang harus disampaikan orang tua kepada anak. Dalam proses tumbuh kembangnya, anak akan berbaur oleh masyrakat sebagai makhluk sosial. Dan dalam bersosial perlunya memiliki kejujuran atau bisa kita sebut integritas. Membangun kejujuran dalam diri anak, orang tua harus memberikan rasa percaya dan saling terbuka dalam keluarga.

Memberikan apresiasi saat anak berkata jujur, memperlakukan anak dengan jujur dengan menepati janji kepada anak, mengenalkan kepada anak cerita-cerita yang mengandung nilai kejujuran. Memberikan pandangan langsung kepada anak dampak dari tidak jujur melalui cerita-cerita yang konsumsi oleh anak.

  1. Religius

Peran orang tua sangat penting dalam proses anak mengenali siapa Tuhannya, Agamanya, Nabinya, serta memahamkan tanggung jawab anak dilahirkan ke bumi menjadi manusia sebagai hamba. Pembangunan karakter anak dibentuk melalui pembinaan dari berakhlakul karimah (berakhlak mulia). Melalui upaya mentasformasi nilai-nilai al-qurán kepada anak. Memberikan contoh dengan rajinnya beribadah, sholat, mengaji, dan saling mengingatkan.

  1. Demokratis

Pembentukan sikap demokratis bagi anak perlu melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga. Sedini mungkin mengajarkan kepada anak nilai-nilai kebangsaan seperti, demokrasi. Membiasakan anak untuk memberikan kesempatan berbicara, menyampaikan pendapat, sebuah perasaan yang dirasakan si anak, atau memberikan keleluasaan kepada anak untuk mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan orang tua.

Anak perlu merasakan bahwa pendapatnya, suaranya didengarkan. Membentuk aturan di rumah yang tidak satu arah, tetapi juga melibatkan anak dan anak mengetahui alasan dibalik adanya peraturan yang dibentuk. Hal sederhana di dalam rumah akan membentuk karakter anak yang mudah mentoleransi dan teciptanya sikap demokrasi.

  1. Disiplin

Sebelum memberikan penerapan disiplin kepada anak, orang tua harus bersikap konsiten. Sikap konsisten adalah hal penting dalam membangun kedisiplinan pada anak. Memberikan sebuah aturan yang konsisten pada anak akan menentukan kedisiplinan anak. Sekecil memberikan peraturan, membereskan mainan setelah bermain atau dengan merapikan tempat tidur. Memberikan konsekuensi ketika anak melanggar aturan.

  1. Tanggung Jawab

Dalam membangun sikap tanggung jawab kepada anak sejak dini perlunya memberikan pemahaman kepada anak apa itu tanggung jawab. Memberikan penjelasan yang sangat sederhana kepada anak untuk memahami makna sikap tanggung jawab. Ketika anak berbuat salah, ajarkan kepada anak secara tegas cara bertanggung jawab.

Beri anak tanggung jawab untuk membersikan rumah, mencuci piring setelah makan, menyiapkan jadwal pelajaran sekolah secara mandiri, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah, memakai pakaian secara mandiri. Hal sederhana ini akan melatih anak menjadi lebih bertanggung jawab atas sesuatu yang menjadi tanggung jawab anak.

Membangun Kebiasaan Positif untuk Mewujudkan Anak Indonesia Hebat

Memberikan pengasuhan yang baik adalah cara orang tua mendidik karakter anak. Peran orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk hati nurani dan kebiasaan anak. Melalui nasihat-nasihat yang menyentuh hati, dengan tutur kata yang lembut namun tetap tegas. Melalui pendidikan dasar di dalam keluarga membentuk karakter anak.

Membangun karakter anak yang baik juga perlu diimbangi dengan kebiasaan yang positif. Karna kebiasaan anak di rumah akan membentuk karakter anak di luar rumah. Seperti yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M. ED bahwa, membentuk kebiasaan positif yang berorientasi pada penguatan karaktek anak Indonesia.

Abdul Mu’ti menyoroti 7 program kebiasaan anak Indonesia hebat, dengan dimulainya; Pertama, dengan bangun pagi. Menurut beliau, bangun pagi bukan hanya menjadi rutinitas. Melainkan cerminan dalam membangun kedisiplinan. Mengajari anak untuk menghargai waktu dan menggunakan waktu pada hal yang positif untuk mencapai sebuah kesuksesan.

Kedua, beribadah. Nilai spritual menjadi pondasi awal untuk membangun nilai moral anak. Melalui kebiasaan beribadah, anak-anak dilatih mengedepankan rasa syukur, mengandalkan tuhan dalam segala urusan sekaligus memahami nilai kebaikan secara luas.

Ketiga, berolahraga. Terbentuknya jasmani dan rohani yang sehat tidak terlepas dengan berolahraga. Aktivitas fisik penting untuk membangun tubuh dan pikiran yang sehat. Dengan tubuh yang sehat dan kuat, anak menjadi lebih produktif dalam menjalani kesehariannya.

Keempat, gemar belajar. Budaya gemar belajar tidak terlepas dengan literasi. Membaca dan menulis adalah kebiasaan sejak dini bagi anak untuk melihat dunia lebih luas. Membuka cakrawala ilmu pengetahuan anak secara intelektual dan meningkatkan daya kritis anak dalam berpikir.

Kelima, makan sehat dan bergizi. Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi adalah hal yang penting bagi anak. Sebab, pola hidup yang sehat  mendukung tumbuh kembang anak yang optimal.

Keenam, bermasyarakat. Mengajak anak terlibat langsung dengan masyarakat adalah cara untuk membangun interaksi sosial anak kepada masyarakat. Mengajak anak untuk ikut serta kerja bakti, bakti sosial, pramuka peduli adalah bentuk bermasyarakat anak untuk membangun interaksi sosial anak yang baik.

Ketujuh, tidur cepat. Tidur tepat waktu akan menentukan jam bangun anak. Pola tidur yang berkualitas sangat berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental anak. Sehingga tidur cepat juga kebiasaan anak yang perlu diperhatikan oleh orang tua.

Program yang dipaparkan oleh Menteri Pendidikan Indonesia ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh penulis. Bahwa peran orang tua akan membentuk kebiasaan anak sejak dini hingga dewasa. Tidak hanya sampai di situ, juga membangun karakter anak yang positif dan menjadi identitas anak Indonesia yang hebat.

Fikri Haikal seorang mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: penulis Opini berjudul Menghidupkan Pendidikan Karakter: Peran Keluarga dalam Membangun Anak Indonesia Hebat.
Fikri Haikal seorang mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: penulis Opini berjudul Menghidupkan Pendidikan Karakter: Peran Keluarga dalam Membangun Anak Indonesia Hebat.
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *