google-site-verification=ifJPc0uzRA4Y4Fdt8VWeGvttPAD7V18nkgstdtOyxms Peningkatan Kompetensi SDM Kesehatan dalam Symposium Lombok Cardiovascular Update

Peningkatan Kompetensi SDM Kesehatan dalam Symposium Lombok Cardiovascular Update

  • Bagikan
Peningkatan Kompetensi SDM Kesehatan dalam Symposium Lombok Cardiovascular Update
Kepala Bapelkes Mataram Kemenkes RI, Bapak Ali Wardana, SKM., M.Si., ( Ali Wardana ) memberikan materi mengenai Kebijakan Peningkatan Kompetensi SDM Kesehatan dalam Symposium The 7th Lombok Cardiovascular Update: Uncover the Magic of Cardiology.

MATARAM, radarntb.com – Kepala Bapelkes Mataram Kemenkes RI, Bapak Ali Wardana, SKM., M.Si., memberikan materi penting terkait kebijakan peningkatan kompetensi SDM kesehatan, 23 Juni 2024.

Acara ini berlangsung di Hotel Golden Palace Mataram, dan merupakan kerjasama antara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah NTB dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Perki NTB) dengan Bapelkes Mataram Kemenkes RI.

Ali Wardana memulai dengan pemaparan mengenai Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, khususnya Pasal 258-259.

Undang-undang tersebut menekankan pentingnya pelatihan dan kegiatan peningkatan kompetensi untuk menjaga dan meningkatkan mutu tenaga medis dan tenaga kesehatan.

“Pelatihan ini harus diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau lembaga pelatihan yang terakreditasi,” jelasnya.

Ali Wardana juga menekankan peningkatan mutu tenaga kesehatan dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar, workshop, bimbingan teknis, coaching, dan kegiatan masyarakat.

Metode yang digunakan mencakup pembelajaran klasikal, digital/daring, dan blended.

Selain itu, ia juga menyampaikan arahan dari Menteri Kesehatan tentang penggunaan teknologi digital dalam mengembangkan sistem pembelajaran bagi tenaga kesehatan.

“Tujuannya adalah untuk mempercepat peningkatan keterampilan tenaga kesehatan secara merata di seluruh Indonesia,” tegasnya.

Peserta symposium ini sebagian besar adalah profesi dokter umum, dokter spesialis jantung, dan tenaga kesehatan lainnya di wilayah NTB.

“Dengan adanya symposium ini, diharapkan kompetensi tenaga kesehatan dapat terus ditingkatkan sehingga mampu mendukung kebijakan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia,” ungkapnya.

“Hal ini diharapkan akan menghasilkan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik dan berkelanjutan, serta mampu menghadapi tantangan di bidang kesehatan dengan lebih efektif,” pungkasnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *