MATARAM, radarntb.com – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sukses menggelar Indonesia Gastrodiplomacy Series: Diplomatic Tour Goes to West Nusa Tenggara selama tiga hari penuh, dari tanggal 6 hingga 8 Mei 2025 di Pulau Lombok untuk puluhan delegasi asing yang ikut dalam program tersebut.
Puluhan delegasi asing yang terdiri dari perwakilan negara sahabat dan mitra internasional diajak dalam perjalanan imersif untuk mengungkap keunikan budaya, kekayaan kuliner yang menggoda, potensi investasi yang menjanjikan, serta keindahan pariwisata NTB yang memukau.
Kegiatan tiga hari ini menjadi panggung penting bagi NTB untuk menunjukkan eksistensinya sebagai daerah yang tidak hanya berdaya saing di tingkat lokal, tetapi juga siap untuk berkolaborasi dan berkompetisi di kancah global.
Melalui serangkaian agenda yang terstruktur, para delegasi diajak menelusuri jejak sejarah dan keragaman budaya Kota Mataram dengan mengunjungi Kota Tua Ampenan dan Museum NTB.
Mereka juga berkesempatan berdialog langsung dengan Gubernur NTB, berinteraksi secara dekat dengan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.
Selin itu mereka juga menikmati cita rasa kuliner organik yang autentik di Desa Wisata Bilebante, berpartisipasi dalam inisiatif pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon, hingga meninjau langsung potensi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang mendunia.
Pengalaman mendalam ini memberikan gambaran komprehensif tentang daya tarik NTB dalam mendukung diplomasi rasa dan budaya Indonesia di mata internasional.
“Kegiatan ini low cost big impact. Dengan biaya yang relatif kecil, dampaknya sangat besar,” kata gubernur Iqbal.
“Kita siap dengan potensi pertambangan, kelautan, kehutanan, energi, hingga pariwisata. Apalagi mereka adalah wakil dari negaranya, pemegang kebijakan investasi, pengarah wisatawan, dan memiliki pengaruh signifikan di negara asal mereka,” imbuhnya.
Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri, Duta Besar R. Heru Hartanto Subolo, menyampaikan kepada awak media bahwa Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) bertujuan untuk mempromosikan Indonesia secara holistik dan telah sukses diselenggarakan sebanyak lima kali di berbagai provinsi dengan partisipasi delegasi yang beragam.
“Pintu masuknya adalah gastro atau makanan. ini adalah salah satu alat diplomasi yang efektif. Namun, di saat yang sama, kita juga mengenalkan aspek-aspek potensial untuk kolaborasi antara kedutaan asing dengan para pemangku kepentingan nasional,” jelasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Duta Besar R. Heru Hartanto Subolo juga menekankan bahwa IGS merupakan manifestasi nyata dari konsep Indonesia Incorporated, yang menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam meningkatkan visibilitas dan daya saing Indonesia di panggung global.
“Sekarang, kita akan menindaklanjutinya dengan kolaborasi konkret dari berbagai pemangku kepentingan,” katanya.
“Komitmen pemerintah sangat tinggi, dan langkah selanjutnya adalah menindaklanjutinya dengan pemerintah asing melalui duta besar mereka di sini,” imbuhnya.
Kegiatan selama tiga hari ini juga memperkuat sinergi yang positif antara pemerintah pusat dan daerah dalam mempromosikan potensi daerah melalui pendekatan soft diplomacy yang berbasis pada kekayaan budaya dan gastronomi.
“Selama tiga hari di Lombok, kami tidak hanya mencicipi rasa, tetapi juga merasakan semangat kolaborasi yang kuat dari NTB,” ungkap Abdul Karim Harelimana, Duta Besar dari Negara Rwanda, memberikan testimoninya.
Ini adalah destinasi yang kaya, ramah, dan memiliki masa depan yang cerah di tingkat global,” tambahnya.
Rombongan delegasi yang terdiri dari 38 Duta Besar beserta pasangan serta diplomat asing dari 27 negara mengakhiri rangkaian kegiatan yang berkesan ini dengan menyaksikan secara langsung ajang balap bergengsi Fanatec GT World Challenge Asia 2025 di Sikruit Mandalika.
Mereka juga sempat mengikuti track experience untuk merasakan sensasi mengemudi di sirkuit bertaraf internasional tersebut.
Dengan keberhasilan penyelenggaraan acara ini, Indonesia, khususnya NTB, semakin mendapatkan pengakuan sebagai bagian penting dari jaringan diplomasi internasional yang dinamis, membangun citra positif melalui kekayaan budaya, potensi ekonomi, dan destinasi pariwisata berkelas dunia.