Mataram – Asosiasi Pedagang Asongan (APA) Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi dilibatkan dalam perhelatan akbar Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII tahun 2025 yang digelar di NTB. Keterlibatan APA NTB ini menjadi langkah penting dalam mengangkat pelaku usaha mikro dan pedagang kecil ke panggung nasional.
Ketua Umum APA NTB, Kamarudin yang akrab disapa Komeng menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan oleh panitia FORNAS VIII NTB. Ia menilai, pelibatan pedagang asongan dan UMKM lokal dalam event berskala nasional ini adalah bentuk pengakuan sekaligus peluang nyata dalam memperkuat ekonomi kerakyatan.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemprov NTB dan panitia FORNAS VIII yang telah membuka ruang bagi kami. Ini bukan hanya ajang olahraga, tapi juga momentum untuk membangkitkan UMKM lokal menuju pentas nasional bahkan dunia,” ujar Komeng, Kamis (24/07/2025).
Komeng menyebut, APA NTB menyiapkan sejumlah lapak UMKM dan tenda pedagang yang tersebar di berbagai venue utama FORNAS. Produk-produk lokal seperti makanan tradisional, minuman segar, kerajinan tangan, hingga cendera mata khas NTB akan ditawarkan kepada ribuan peserta dan tamu yang hadir dari seluruh Indonesia.
Menurutnya, kolaborasi ini tidak lepas dari dukungan Bank NTB Syariah dan Dinas Perdagangan NTB, yang sebelumnya juga telah memfasilitasi tenda-tenda untuk pedagang APA NTB dalam sejumlah kegiatan.
“Kami ingin membuktikan bahwa pedagang kecil juga bisa tampil profesional, tertib, dan memberikan pelayanan terbaik. Ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan wajah UMKM NTB yang ramah, kreatif, dan berdaya saing,” tambahnya.
Komeng juga menegaskan bahwa para anggota APA NTB telah diberi pembekalan mengenai etika berdagang, pengemasan produk, hingga cara berinteraksi dengan konsumen.

Dengan pelibatan APA NTB dalam FORNAS VIII ini, NTB tak hanya menunjukkan kesiapannya sebagai tuan rumah, tetapi juga memperkuat peran UMKM sebagai pilar ekonomi daerah yang tak boleh dipinggirkan.
“Fornas adalah panggung olahraga masyarakat, dan kami para pedagang kecil adalah bagian dari masyarakat itu sendiri,” tutup Komeng. (Red)













