MATARAM, radarntb.com – Dalam rangka peningkatan pelayanan kontrasepsi di Nusa Tenggara Barat (NTB) Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Mataram Kemenkes RI gelar Pelatihan pelayanan Kontrasepsi.
Pelaksanaannya berlangsung secara Blanded Learning (Online dna Klasikal,red) sejak Senin (29/72024) lalu dan berakhir pada Sabtu (10/8/2024).
Pelatihan yang dibuka Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan (Dirkatmutu Nakes) Kemenkes RI Lupi Trilaksono ini berjalan sukses.
Acara penutupannya berlangsung di Hotel Lombok Plaza, Mataram. Dimana tempat tersebut dipilih sebagai tempat berlangsungnya pelatihan secara klasikal yang diikuti 25 peserta yang terdiri dari dokter dan bidan yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
PLH Kepala Bapelkes Mataram Kemenkes RI, Kepala Sub Bagian Administrasi Umum (Kasubbag Adum) Ali Sukmajaya usai menutup pelatihan tersebut mengatakan, pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi di masyarakat.
“Pelatihan ini mengikuti kurikulum terakreditasi oleh Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI pada Sistem Informasi Akreditasi Pelatihan (SIAKPEL),” ungkapnya.
“Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk meningkatkan kualitas pelayanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan masing-masing,” pungkas Ali.
Dijelaskan, program pelatihan pelayanan kontrasepsi yang ditujukan bagi tenaga kesehatan, terutama dokter umum dan bidan ini merupakan salah satu cara strategis memperbaiki kualitas pelayanan KB.
Pelatihan perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan KB di layanan kesehatan.
Dikatakan, berdasarkan data SUPAS 2015, jumlah AKI di Indonesia mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini masih jauh lebih tinggi dibanding negara maju.
“Salah satu penyebab tingginya AKI adalah banyaknya kehamilan risiko tinggi, termasuk Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD),” terangnya.
“Program Keluarga Berencana (KB) yang berkualitas dan berkelanjutan adalah salah satu solusi efektif untuk mengatasi masalah tersebut,” pungkasnya.