MATARAM, radarntb.com – Puluhan tenaga Laboratorium dari Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Maluku tuntas berlatih Pemeriksaan Tuberculosis (TBC) Menggunakan Alat Tes Cepat Molekuler (TCM) di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Mataram Kemenkes RI.
Pelatihan ini diselenggarakan secara Blanded Learning selama 12 hari mulai 8 hingga 19 Juli 2024, acara penutupannya berlangsung di Hotel Lombok Garden, Kota Mataram, Kamis (18/7/2024).
Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan yang diwakili oleh Kepala Bapelkes Mataram Kemenkes RI Bapak Ali Wardana,SKM.M.Si. pada Senin (8/7/2024) lalu.
Ditutup oleh Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Administrasi Umum (Adum) Ali Sukmajaya mewakili Kepala Bapelkes Mataram Ali Wardana yang sedang melaksanakan tugas di luar daerah.
Pelatihan ini terdiri dari dua angkatan yang diselenggarakan tahun 2024 ini yakni angkatan 1 dan 2, diikuti oleh 25 peserta untuk setiap angkatan.
Pelatihan berikutnya untuk angkatan 3 dan 4 akan diselenggarakan pada bulan Agustus dan September 2024 mendatang.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan tenaga laboratorium dalam pemeriksaan TBC menggunakan alat TCM, yang merupakan alat diagnosis utama untuk penegakan diagnosis Tuberkulosis.
Ali Wardana mengatakan, laboratorium TBC merupakan komponen penting dalam pengendalian penyakit Tuberkulosis.
“Penegakan diagnosis tuberculosis dapat berjalan secara optimal apabila dilaksanakan oleh sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan memiliki kompetensi standar,” ujarnya.
Dijelaskan, Laboratorium Tuberkulosis merupakan komponen utama dalam pengendalian penyakit Tuberkulosis karena dapat menentukan diagnosis dan hasil akhir pengobatan pasien Tuberkulosis.
TCM merupakan alat diagnosis utama yang digunakan untuk penegakan diagnosis Tuberkulosis.
“Oleh karena itu peningkatan kapasitas bagi tenaga Kesehatan dengan pelatihan pemeriksaan Tuberkulosis menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) bagi tenaga laboratorium di fasilitas kesehatan sangat diperlukan,” tegas Ali.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan peningkatan kapasitas keterampilan tenaga laboratorium, sehingga target eliminasi Tuberkulosis tahun 2030 dapat tercapai.
“Semoga dengan adanya pelatihan ini dapat memberikan manfaat dan bisa meningkatan kapasitas keterampilan tenaga Laboratorium ,sehingga target eliminasi Tuberkulosis tahun 2030 dapat tercapai,” pungkasnya.