google-site-verification=ifJPc0uzRA4Y4Fdt8VWeGvttPAD7V18nkgstdtOyxms Sambil Menyelam Minum Air! Pentingnya Integrasi Pariwisata NTB dengan Event MotoGP KEK Mandalika - Radar NTB

Sambil Menyelam Minum Air! Pentingnya Integrasi Pariwisata NTB dengan Event MotoGP KEK Mandalika

  • Bagikan
Sambil Menyelam Minum Air! Pentingnya Integrasi Pariwisata NTB dengan Event MotoGP KEK Mandalika
Sambil Menyelam Minum Air! Pentingnya Integrasi Pariwisata NTB dengan Event MotoGP KEK Mandalika

Opini berjudul “Sambil Menyelam Minum Air! Pentingnya Integrasi Pariwisata NTB dengan Event MotoGP KEK Mandalika” ini dipersembahkan oleh Muhammad Irsyad Abiyusfi Ghafari, seorang mahasiswa Program Studi Doktor Biologi, Universitas Gadjah Mada, bersala dari Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

MotoGP di KEK Mandalika adalah pintu gerbang untuk mengangkat Provinsi NTB sebagai destinasi wisata kelas dunia. Dengan strategi pariwisata yang terintegrasi, kita bisa mendistribusikan manfaatnya secara merata. Inilah momen masyarakat dan pemerintah untuk bersinergi dan menggali potensi NTB yang luar biasa!’

Event MotoGP di KEK Mandalika telah menjadi magnet bagi wisatawan domestik dan internasional. Acara tersebut membawa perhatian besar kepada Provinsi NTB, terutamanya Pulau Lombok, sebagai destinasi pariwisata baru yang terlahir kembali. Namun, untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan pariwisata yang seimbang dan berdampak pada pemerataan kesejahteraan, penting bagi kita untuk mengembangkan strategi pariwisata yang lebih komprehensif, mencakup keindahan seluruh wilayah di NTB.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kurangnya perhatian dari pemerintah daerah terhadap integrasi titik-titik wisata. Mengintegrasikan berbagai destinasi wisata di NTB menjadi langkah strategis yang tidak hanya menguntungkan bagi sektor pariwisata, tetapi juga membantu mendistribusikan kunjungan wisatawan ke berbagai lokasi.  Perlu diakui bahwa saat ini, integrasi alternatif titik wisata sebagian besar masih digagas oleh pihak swasta dan individu, tanpa adanya arahan yang jelas dari pemerintah. Kalau pun ada arahan, sifatnya hanya sementara dan insidental. Hal ini berpotensi menciptakan ketidakpaduan dalam pengembangan pariwisata dan menghambat upaya promosi yang lebih efektif. Selain itu, minimnya campur tangan pemerintah dalam integrasi titik-titik wisata berpotensi menyebabkan ketidakmerataan dampak positif pariwisata, serta dapat menjadikan titik-titik wisata di luar KEK Mandalika sebagai ‘kawasan yang terabaikan’. Intervensi pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan arah dan standar layanan yang jelas, sehingga pengembangan pariwisata dapat berjalan lebih terintegrasi dan sistematis.

Kita bisa belajar dari contoh sukses di negara lain yang telah berhasil mengembangkan pariwisata mereka dengan mengintegrasikan sirkuit balap dengan berbagai wisata lainnya. Misalnya, di Australia, sirkuit MotoGP di Phillip Island terhubung dengan pengalaman lokal seperti pengamatan penguin dan kegiatan alam lainnya. Wisata penguin sendiri tercatat mampu menarik keuntungan lebih dari 200 juta USD pertahun. Promosi paket wisata yang mencakup tiket MotoGP dan pengalaman lokal seperti tur alam dan kegiatan petualangan telah berhasil menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung.

Di Spanyol, sirkuit MotoGP di Jerez dikenal bukan hanya untuk balapan, tetapi juga untuk festival budaya dan kuliner yang menarik pengunjung ke kawasan tersebut. Keberhasilan Jerez dalam memadukan acara balapan dengan pertunjukan lokal seperti tapas dan flamenco dapat menjadi model yang diadopsi di NTB.

Sangat menarik apabila pemerintah daerah bisa melakukan hal serupa dengan mempromosikan potensi wisata lainnya. Misalnya, tiket MotoGP dapat dikemas bersama layanan wisata alam di Pantai Senggigi atau Gili Bidara, serta aktivitas snorkeling dan diving di Teluk Saleh yang indah di Sumbawa. Semua ini dapat menjadi bagian integral dari paket promosi. Wisatawan bisa ditawarkan pengalaman yang kaya, seperti trekking di Gunung Rinjani atau belajar tentang budaya Suku Sasak di Desa Sade dan Bayan.

Dalam mewujudkan integrasi kawasan pariwisata, pengembangan infrastruktur menjadi faktor kunci. Memperbaiki akses transportasi antar destinasi, seperti jalur jalan dan layanan transportasi publik, akan memudahkan wisatawan menjelajahi berbagai spot menarik di NTB. Penyediaan akomodasi yang beragam dan ramah lingkungan juga akan meningkatkan kenyamanan wisatawan. Kesiapan setiap titik wisata perlu dibenahi secara kolaboratif oleh masyarakat dan pemerintah. Pemerintah daerah harus membangun integrasi titik wisata tidak hanya berbasis program pariwisata, tetapi juga dengan mewujudkan fasilitas dan infrastruktur yang memadai, sehingga dapat mewujudkan visi bersama untuk menjadikan NTB sebagai destinasi wisata internasional.

Jangan lupakan pula bahwa promosi yang kreatif, masif, dan sistematis sangat penting untuk menarik perhatian masyarakat dunia. Pemanfaatan media sosial, influencer, dan kerjasama dengan agen perjalanan dapat membantu menyebarkan informasi tentang daya tarik wisata selain KEK Mandalika. Jika Provinsi Bali punya kultur eksotisme Hindu yang unik untuk menarik minat pelancong ke wilayah utara Pulau Bali, maka kita dapat menonjolkan ragam budaya Sasambo yang tiada duanya untuk mendongkrak daya tarik pariwisata di seluruh kawasan NTB. Alangkah menarik jika turnamen MotoGP dapat dijadwalkan bersamaan dengan festival Bau Nyale atau festival Moyo untuk menciptakan daya tarik wisata dan laba tambahan. Lagi-lagi, ini hanya sekedar opini penulis.

Akhir kata, meskipun pagelaran MotoGP secara teori dapat memberikan dampak besar bagi peningkatan ekonomi pariwisata NTB, kita juga perlu berinvestasi dalam pengembangan potensi wisata lainnya untuk memaksimalkan dampak tersebut. Dengan dukungan pemerintah dalam integrasi titik-titik wisata, kita dapat secara sistemik menciptakan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat secara merata bagi masyarakat lokal. Mari perkuat strategi pariwisata kita, agar setiap sudut Provinsi NTB dapat bersinar dengan semangat yang sama

PENULIS:

Nama    : Muhammad Irsyad Abiyusfi Ghafari

Afiliasi  : Mahasiswa Program Studi Doktor Biologi, Universitas Gadjah Mada

Asal        : Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *